Dibakar, Semangat PPDB Abnormal SMK Muhammadiyah Se-Lamongan, laporan Mohamad Su’ud, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Kepala sekolah sukses dibuktikan perolehan siswa banyak. Sebaliknya kepala sekolah gagal jika jumlah siswa terus menurun.
Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Pahri MAg MM, di hadapan 155 peserta seminra Strategi PPDB Abnormal yang digelar oleh Forum Komunikasi Kepala SMK Muhammadiyah (Foskmu) se-Kabupaten Lamongan Kamis (27/1/2022).
Menurut mantan Kepala SMK Muhammadiyah 7 (Mutu) Gondanglegi, Kabupaten Malang, empat periode ini, seorang kepala sekolah tidak boleh duduk manis di balik meja. Tapi harus keluar mencari terobosan dan membangun jaringan.
“Jika kepala sekolah tidak bisa melihat tanda-tanda keterpurukan sekolah maka pertanda sekolah itu akan mengalami la yamutu wala yahya, tidak bermutu dan menghabiskan biaya,” seloroh Pahri disambut kelak tawa peserta. Dalam bahasa Arab la yamutu wala yahya sebenarnya bermakna tidak mati dan tidak hidup.
Kiat PPDB Naik 200 Persen
Selama 180 menit nonstop, Pahri mengupas tuntas kiat-kiat sekolah memperoleh siswa kenaikan 200 persen. “Jangan menjadikan pandemi Covid-19 sebagai alasan untuk penurunan siswa. Kondisi apapun harus menggenjot perolehan siswa,” tegas lulusan terbaik Universitas Muhammadiyah Malang tahun 1995 ini.
Pahri membrikan ‘bocoran’ bahwa jika selama tiga tahun pendaftar terus menurun, maka itu tanda bahwa sekolah tersebut tidak diminati masyarakat. “Lebih mudah mendirikan lembaga baru daripada menyelamatkan keterpurukan,” papar pria yang pernah meraih The Best Improvement Vocational School dari Anugerah Citra Indonesia tahun 2014 ini.
Pahri berharap sisa 120 hari ke depan—Februari hingga Mei 2022—adalah momen terbaik yang harus dimanfaatkan untuk konsentrasi PPDB.
“Kepala sekolah jangan banyak berkeluh kesah. Itu tidak menyelesaikan masalah. Justru menambah sumpek dan ruwet. Jika ingin bangkit untuk memperoleh siswa maksimal, jangan melihat kondisi saat ini, tapi lihatlah hasil yang akan kita peroleh jika sekarang kita bergerak”, urai pria yang pernah menjadi Tokoh Prestasi Indonesia dari Forum Komunikasi Wartawan Indonesia tahun 2014.
Pahri mengingatkan, bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya. “Bila kita berkata tidak mungkin dan berkeluh kesah berarti tidak percaya kepada Allah. Optimis bagian dari doa,” tandasnya.
Untuk mengusir kepenatan, Pahri mengajak seluruh peserta untuk menggelorakan jargon, sambil berdiri dan mengepalkan tangan ke atas. “Muhammadiyah yes, PPDB normal no, PPDB abnormal naik 200 persen. Sekolah Muhammadiyah pasti unggul. Walaupun gaji besar tetap semangat.”
Yel-yel itu disambut tepuk tangan dan gelak tawa peserta yang membuat aula SMK Muhammadiyah 1 Lamongan membahana. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni