PWMU.CO– Kaos target Lazismu Kabupaten Probolinggo yang dipakai empat amil utusannya menjadi perbincangan peserta Rakerwil di Kota Madiun, Sabtu (29/1/22).
Ide kreatif kaos amil Lazismu Probolinggo pas dengan topik Rakerwil yang membahas target pendapatan Rp 1 triliun pada 2022.
Lazismu Kabupaten Probolinggo memakai kaos warna hitam bertuliskan 1.5 Miliar Kabupaten Probolinggo. Angka 1 berwarna oranye. Angka 5 warna hijau.
Menurut Akhmad Ridho Pambudi, Ketua Lazismu Kabupaten Probolinggo, tulisan angka 1 dan 5 ini memiliki dua makna.
“Tulisan pada kaos kontingen Lazismu Kabupaten Probolinggo yang bertuliskan 1.5 Miliar, pertama bisa diartikan sebagai satu setengah miliar, sebagai target kami,” jelasnya.
“Makna yang kedua, Lazismu Jatim menuju 1 triliun sedangkan Kabupaten Probolinggo menuju angka 5 miliar”, tambahnya.
Target-target besar ini, insyaallah bisa tercapai dengan mengintegrasikan penghimpunan Zakat, Infak, Sedekah dan dana keagamaan lainnya di Lazismu,” kata pria yang biasa disapa Kung Ridho ini.
Mengutip materi sesi pertama yang disampaikan oleh Ketua Lazismu Jatim Ustadz Zainul Muslimin menjelaskan, seringkali kita bangga terhadap Muhammadiyah dengan konsep ta’awun dalam surat al-Maun ternyata perolehan fundraising masih kalah dengan LAZ lainnya. Kita nomor enam secara nasional besarnya fundraising,” urainya.
Mengapa bisa demikian, menurut Kung Ridho, penyebabnya tidak lain dan tidak bukan karena dana-dana yang ada di Muhammadiyah banyak yang belum bisa diintegrasikan.
“Dana zakat dan infak kelembagaan di rumah sakit misalnya, masih jalan sendiri. Demikian juga Dikdasmen, MPS, Majelis Tabligh dan Majelis atau Lembaga lain”. sambungnya.
Bila saja semua bisa diintegrasikan untuk pelaporan dan pertanggungjawabannya, maka Muhammadiyah dengan konsep ta’awunnya bisa membuktikan diri sebagai champion secara nyata.
Menurut Kung Ridho, bisa dikonsolidasikan semua kekuatan di Muhammadiyah, insyaallah target 5M bukan mimpi yang tdk bisa dijangkau.
Sebagaimana disampaikan oleh Ketua PWM, Ustadz Sa’ad Ibrahim, target 1 triliun mestinya bukan diikuti bismillah, tetapi alhamdulillah.
Kata Kung Ridho, “Jika demikian 5 M Kabupaten Probolinggo akan lebih indah bila diikuti dengan alhamdulillah,” pungkasnya sambil tersenyum.
Penulis Muh Isa Anshori Editor Sugeng Purwanto