Inilah Aneka Karya Literasi MI dan SD Muhammadiyah Surabaya, laporan Sayyidah Nuriyah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Enam MI dan SD Muhammadiyah Surabaya Gelar Aneka Karya Program Literasi dan Numerasi Kelas Awal dalam rangka Joint Monitoring Visit (JMV) and Showcase bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Selasa (25/1/2022).
Keenam sekolah itu meliputi MI Muhammadiyah 5 Jojoran, MIM 23 Buntaran Tandes, MIM 25 Sidotopo Wetan, MIM 27 Wonorejo Rungkut, MIM 28 Lakarsantri, dan SD Muhammadiyah 22 Kemlaten Karangpilang.
Pameran produk literasi itu digelar di MIM 5 Surabaya—berlokasi di Jojoran—yang menjadi tuan rumah Gebyar Puncak Literasi, bentuk kemitraan Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dan Australia dalam Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi).
Sebelumnya, tim penilai Inovasi bersama rombongan dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, hingga Pimpinan Daerah Muhammadiyah secara serentak melakukan Learning Visit. Mereka menyebar di enam sekolah untuk meninjau pembelajaran literasi di kelas awal dan melihat pameran produk di masing-masing sekolah.
Berlomba-lomba Bikin Media
Aldo Francisco Arianto Putra SPd dari Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 28 Surabaya—satu-satunya guru laki-laki dari sekolahnya yang diutus mengikuti literasi—awalnya mengira serangkaian Program Inovasi akan membosankan. “Sebagai masyarakat Indonesia, membaca itu membosankan sekali,” ujarnya.
Tapi ternyata di luar dugaannya. “Dengan kegiatan yang kita lakukan selama ini, belajar dari fasda-fasda, ternyata sangat menyenangkan sekali,” ungkap pria yang baru lulus kuliah dan sebulan mengajar di sana.
Yang paling seru menurutnya, bisa tertantang memikirkan cara membuat media yang menarik untuk siswa. “Menurut saya, masih kurang banyak media yang dikasih ke kita. Habis diajari sama Fasda, saya cari lagi bagaimana referensi ini supaya lebih berkembang,” imbuh Aldo.
Kata Aldo, guru-guru di sekolahnya yang tidak ikut pelatihan literasi juga ikut berlomba-lomba membuat media pembelajaran sehingga dinding sekolahnya lebih berwarna.
“Jadi kelas kita sekarang sudah full dengan hiasan, yang awalnya kelas kita adalah kelas baru, yang masih belum ada hiasan sama sekali, yang cuma cat aja warna putih,” terangnya.
Baca sambungan di halaman 2: Big Book