Aisyiyah Kenalkan Diri pada Mubalighat Muda Gresik; laporan Kontibutor PWMU.CO Maftuchatus Saidah.
PWMU.CO – Visi, misi, agenda, dan strategi dakwah Aisyiyah disampaikan Dra Siti Dalilah Candrawati MAg dalam Pelatihan Mubalighat Muda. Acara ini diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik, di Cordoba Convention Hall SMA Muhammadiyah 10 Gresik (Smamio) Jalan Raya Mutiara PPS No. 95 Suci, Manyar, Gresik, Ahad (30/01/2022)
Mengawali pembicaraannya, Bu Candra, sapaan akrabnya, bertanya kepada peserta pelatihan yang berjumlah 69 peserta dari 17 Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) dan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisiyah (PDNA) Gresik.
“Apa itu Aisyiyah? Sudah berapa tahun mengenal Aisyiyah? Sejak kapan tau tentang Aisyiyah?” tanyanya.
“Aisyiyah itu pendamping bapak-bapak Muhammadiyah berdakwah amar makruf nahi mungkar,” jawab dari salah satu peserta pelatihan.
Kehadiran Aisyiyah di Indonesia
Ketua Pimpinan Aisyiyah Wilayah (PWA) Jawa Timur itu menjelaskan Aisyiyah menjadi organisasi perempuan pertama yang terlahir di Indonesia sebelum Indonesia merdeka. Kelahiran Aisyiyah menginspirasi gerakan perempuan di Tanah Air. Dan Aisyiyah telah menoreh banyak kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan, kepribadian, kerumahtanggan, dan kemasyarakatan.
Kehadiran Aisyiyah diawali dengan sebuah aktivitas kelompok Sopo Trisno di Yogyakarta, sebagai respons atas kondisi, kultur-budaya, persepsi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam mengenai perempuan.
“Mengingat pesan KH Ahmad Dahlan: ‘Jangan sampai urusan dapur melupakan tugas perempuan turut berjuang membangun masyarakat’, sehingga kader-kader putri Muhammadiyah tidak hanya berkutat dalam urusan domestik—yang kebanyakan orang bilang perempuan itu konco ing wingking, surgo nunut neroko katut ataupun dapur sumur kasur,” jelasnya.
Kemudian dia mengulas Ali-Imran ayat 104 dan 110yang mengatakan setiap orang hendaknya menyeru mengajak kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Sebab kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia.
Dia juga mengutip suart an-Nahl 97, bahwa siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, agar senantiasa berbuat kebajiakan dan beramal shaleh.
“Jadi perempuan itu patner laki-laki yang siap berjuang, sama halnya seperti Aisyiyah yang menjadi patner Muhammadiyah,” dalam dakwahnya,” terangnya.
Bu Candra, menjelaskan, Aisyiyah memiliki tiga kedudukan. Pertama, Aisiyiyah sebagai gerakan Islam yakni tadjid dan dakwah amar makruf nahi mungkar.
Kedua, Asyiyah sebagai organisasi otonom (ortom) khusus Muhammadiyah yang bertujuan meningkatkan harkat dan martabat perempuan menurut ajaran Islam.
Ketiga, Asyiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan bergerak di semua bidang kehidupan dan tidak berpolitik praktis atau berafiliasi pada parpol tertentu.
Baca sambungan di halaman 2: Identitas, Visi, dan Misi Aisyiyah