PWMU.CO – Dalam 4 bulan terakhir, tenaga dan pikiran bangsa ini terkuras pada masalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Selain menimbulkan gelombang demonstrasi yang luar biasa, ucapan ahok ‘dibohongi pakai Almaidah 51’ itu juga menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan umat Islam.
Bukan hanya di kalangan akar rumput, perbedaan pendapat ini juga terjadi di beberapa tokoh. Sayangnya, perbedaan pendapat ini ternyata juga memunculkan banyak makian, sebuah akhlak yang jauh dari nilai-nilai Islam sendiri. Bukan pada sikap saling menghargai dan menghormati.
(Baca juga: Dahnil A. Simanjuntak: Menghormati Pandangan Buya Syafii Maarif)
Ketika kebanyakan tokoh Islam menyatakan ucapan Ahok itu sebagai ungkapan melecehkan agama Islam, tidak demikian halnya Prof Ahmad Syafii Maarif. Sebagaimana diketahui umum, Ketua (Umum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1998-2005 ini, memang berada di jalur yang ‘melawan arus’.
Ditemui Uzlifah dari PWMU.CO (7/1), Prof Ahmad Syafii Maarif, bertutur panjang lebar tentang masalah Ahok dan kondisi kebangsaan Indonesia. “Saya ini melawan arus, dan semua sudah tahu itu,” jelas pria yang akrab dipanggil Buya Syafii ini mengawali pembicaraan.
(Baca juga: Kata Pemuda Muhammadiyah Jatim tentang Beda Pandangan dengan Buya Syafii Maarif)
Kepada PWMU.CO, Buya Syafii menjelaskan alasan utama pendapatnya itu. Bagi dia, masalah Ahok sebenarnya adalah fenomena gunung es dari masalah krisis yang lebih akut. Yaitu masalah kesenjangan, dan Ahok hanyalah pemicu kecilnya.
“Bangsa ini sebenarnya sedang krisis dan akar utamanya adalah kesenjangan,” kata Buya tentang masalah yang mengitari Ahok.
“Kasus Almaidah 51 sebenarnya hanya sebagai pemicu dari berbagai persoalan yang muncul dan menumpuk sejak lama,” tambah Buya. Sementara pada sisi lain, tambahnya lagi, rata- rata masyarakat tidak faham atas persoalan bangsa yang sebenarnya.
Beberapa peristiwa itu, tambah Buya, harus bisa diambil pelajarannya. “Ketidaktahuan masyarakat justru membuat popularitas Ahok semakin tinggi dan menjadi bintang dunia,” tambahnya lagi. “Sekali lagi, harus ada upaya menjelaskan dan menyadarkan masyarakat,” tegasnya lagi.
Selanjutnya halaman 2