Aisah Dahlan: Orangtua Harus Cerdas Dampingi Anak Bergadget, laporan Fatma Hajar Islamiyah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Aisah Dahlan: Orangtua Harus Cerdas Dampingi Anak Bergadget. Dokter dan praktisi neuroparenting skill dr Aisah Dahlan CHt CMNLP membahasnya di kajian Islamic Parenting, Jumat (28/1/22).
Kajian rutin tahunan yang digelar Ikatan Wali Murid (Ikwam) Berlian School itu kali ini berlangsung virtual lewat Zoom. Selain itu, juga disiarkan langsung via YouTube Admin Berlian.
Lebih dari 800 peserta hadir secara virtual dan berasal dari berbagai kota di Indonesia. Bahkan lima orang di antaranya mengikuti kajian tersebut dari Australia.
Pengaruh Lingkungan
Aisah Dahlan menerangkan, lingkungan mempengaruhi tubuh manusia, baik saat di dalam rahim, lahir, kanak-kanak hingga dewasa. “Karena otak bisa merekam semua hal yang terjadi di sekitar kita, termasuk perubahan zaman,” tambahnya.
Sehingga lingkungan memiliki peran aktif dalam membentuk life style individu. Dalam hal ini orangtua harus mengarahkan dan memberikan lingkungan yang positif bagi tumbuh kembang anak.
“Orangtua harus cerdas karena memang ini kondisinya era digital.” – dr Aisah.
Aisah menjelaskan, era digital harus disikapi dengan cerdas. Utamanya oleh orangtua dalam mendidik dan mengasuh anak. “Era digital menjadi bagian dari proses zaman yang harus diimbangi dengan respon yang cerdas dan inovatif,” imbaunya.
Dinamika Teknologi
Aisah Dahlan menyampaikan, munculnya dinamika dalam bidang teknologi sudah terjadi sejak lama. “Jika kita belajar zaman, maka harus mundur!” tegasnya.
Dia lantas mengajak peserta mundur jauh, memahami era alfabet dimana para filsuf berspekulasi bahwa cara komunikasi gaya baru akan berpengaruh negatif terhadap daya ingat anak.
Ia menjabarkan, pada masa kemunculan penemuan alfabet juga tidak semerta-merta dapat diterima. Muncul anggapan para filsuf bahwa alfabet menjadi penyebab kemunduran daya ingat, karena orang lebih memilih menulisnya daripada mengingatnya.
“Manusia beralih dari budaya lisan ke tulisan. Dari ABCD ke kata, ke kalimat, akhirnya apa-apa membaca tulisan,” terangnya.
Filsuf Plato yang terkenal itu—-dalam bukunya berjudul Phaedrus—marah karena generasi muda menemukan tulisan. “Karena penemuan anda alfabet (tulisan) akan menciptakan lupa di jiwa para pelajar, sebab mereka tidak akan menggunakan ingatan mereka,” lanjutnya.
Sebagaimana teknologi yang berkembang kini, alfabet pernah menjadi satu penemuan yang dianggap merusak generasi. “Mereka akan mempercayai huruf-huruf yang ditulis di luar dan tidak mengingat sendiri,” ujarnya membacakan tulisan Plato.
Tapi setelah Plato belajar, lanjut Aisah, Plato justru menulis terus. “Hingga sekarang masih dapat dibaca tulisannya Plato. Tulisan menjadi memori untuk dibaca oleh orang lain,” jelasnya.
Kemudian, dia menerangkan ketika teknologi semakin berkembang. “Muncul telepon, mesin ketik, televisi dan kini gadget,” urainya.
Seiring perjalanan waktu, lanjutnya, ditemukan teknologi-teknologi baru yang memudahkan aktivitas manusia. Dengan implementasi yang tepat, dapat dimaksimalkan manfaat dan diminimalisir dampak negatifnya.
Baca sambungan di halaman 2: Pengaruh Dinamika Teknologi dan Pola Hidup