Pengaruh Dinamika Teknologi dan Pola Hidup
Aisah Dahlan pun mengajak peserta bernostalgia dengan kondisi teknologi zaman dulu. “Dulu televisi kalau rusak dipukul nyala lagi. Pada masa yang sama dulu juga begitu, anak dipukul bisa betul. Sekarang gabisa lagi!” tegas Aisah.
Ia kemudian memaparkan bagaimana relevansi teknologi dan pola hidup manusia.
“Otak anak kita terlihat dari teknologi yang berkembang saat itu. Sekarang mana ada televisi dipukul jadi betul, tapi tambah rusak. Sama dengan generasinya, jangan dipukul tambah rusak” ujarnya,
Karenanya, orangtua harus cerdas dalam pendidikan anak. Cara-cara mendidik yang tidak relevan seperti memukul, sebaiknya tidak lagi digunakan dalam praktik pendidikan. Karena sudah tidak sesuai dengan zaman.
“Dulu generasi generasi X bermain permainan non digital atau analog terasa menyenangkan. Kalau sekarang (di era permainan digital) yang dapat dilakukan orangtua adalah menyediakan permainan-permainan analog. Dan dampingi anak memainkan itu untuk balancing permainan digital,” ujarnya.
Dalam situasi di mana permainan modern berbasis teknologi digital, kata dr Aisah, orangtua dapat melakukan upaya penyeimbang agar anak tetap kaya keterampilan. Tapi juga tidak tertinggal perkembangan teknologi, pun juga memiliki keterampilan dalam permainan analog.
“Era ini orangtua haru peka, supaya bisa berada di tengah. Tidak kolot dan tidak begitu saja membiarkan,” tambahnya.
Dia menegaskan, era digital bukan perihal siap dan belum siap. Tetapi menjadi konsekuensi untuk menguasai dan mengendalikan teknologi dengan baik dan benar. Tujuannya, agar memberi manfaat yang sebesar-besarnya.
Dampak Perkembangan Teknologi
Dokter Aisah menyatakan, teknologi juga memiliki dampak positif dan negatif. Ada enam dampak positif perkembangan teknologi yang dia paparkan.
Pertama, lebih mudah dan cepat untuk mengakses informasi. Kedua, mempermudah proses pekerjaan. Ketiga, muncul media digital sebagai sumber pengetahuan dan informasi.
Selain itu, pengembangan dan pemanfaatan teknologi meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di samping itu, muncul berbagai sumber belajar online. Terkahir, muncul berbagai toko online yang memudahkan pembelian barang yang dibutuhkan.
Sedangkan dampak negatif perkembangan teknologi yaitu ancaman pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual. “Karena akses data yang mudah dan menyebabkan plagiaris akan melakukan kecurangan,” ujarnya.
Kedua, ada ancaman terjadinya pikiran pintas. “Anak-anak terbiasa berpikir pendek dan hanya mau membaca yang ringkas,” terangnya.
Ketiga, ancaman penyalahgunaan pengetahuan untuk melakukan tindak pidana. Selain itu, tidak mengefektifkan teknologi informasi sebagai media atau sarana belajar.
“Misalnya sudah mendownload e-book, tetapi kemudian mencetaknya, dimana trend era digital adalah paper less,” imbuhnya.
Di antara dampak tersebut, dr Aisah mengimbau orangtua harus cerdas dalam mengawasi anak, namun juga perlu bijaksana agar anak tetap terbuka.
Dengan demikian, orangtua tahu bagian teknologi mana yang anak sedang manfaatkan. Kemudian, orangtua dapat mengarahkan dan memaksimalkan penggunaannya ke arah yang positif. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni