PWMU.CO – Slogan ‘Buku adalah Jendela Dunia’ kerap kali ditemui di poster-poster. Sayangnya, slogan tersebut sering sebatas slogan. Berdasarkan studi ‘Most Littered Nation In the World’ yang dilakukan oleh Central Connecticut State University, pada Maret 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca.
Melihat kondisi seperti ini, Bidang Keilmuan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Surabaya membuat gerakan ‘15 Minutes Reading Everyday’ atau ‘Membaca Buku 15 Menit tiap Hari’.
(Baca: Yuk Sarapan! Gerakan Literasi Pelajar Kota Malang dan Inspiratif! Kakak Adik Pelajar SD Muhammadiyah Ini Dirikan Rumah Baca)
“Tujuan gerakan ini untuk memotivasi dan membudayakan minat baca yang masih rendah. Harapan kami, 15 menit tersebut mampu membuat minat baca kader kader IMM tumbuh,” kata Dani Nurcholis, Ketua Bidang Keilmuan PC IMM Surabaya, kepada pwmu.co, Senin (9/1).
Menurut Dani, kegiatan membaca masih merupakan hal yang berat bagi sebagian orang. Sehingga 15 menit bisa menjadi awal untuk melatih dan menghilangkan rasa bosan. “Lama-lama orang akan terpancing untuk membaca dan menjadikannya sebagai hobi, sehingga timbullah sebuah rasa addict,” ujarnya.
(Baca juga: Advokasi IMM pada Warga Terpinggirkan di Keputih Surabaya Diapresiasi Dinas Sosial dan Ketika IMM Bangkit di Kampus Teknik Negeri Kebanggaan Surabaya)
Selain menyerukan ’15 Minutes Reading Everyday’, Bidang Keilmuan juga membuat forum diskusi buku. Selain itu, beberapa buku ‘wajib’ dibaca oleh kader IMM, seperti Epistemologi Kiri, Narasi Agung, Sosiologi Agama, Globalisasi Budaya, dan lain lain.
Dari kebiasaan ini, kata Dani, diharapkan kader IMM dapat termotivasi untuk mengembangkan budaya baca. “Kajian keilmuan oleh PC IMM Surabaya yang diikuti oleh kader-kader Komisariat diselenggarakan seminggu sekali disesuaikan dengan arah gerak PC IMM Surabaya, yaitu ‘Basis Keilmuan dalam Pemberdayaan Sosial dan Ekonomi’,” ungkap Dani. Karena kader IMM Surabaya, menurutnya, terdiri dari berbagai karakter dan disiplin ilmu yang khas dari tiap kampus. “Kajian menyesuaikan disiplin keilmuan kader-kader komisariat se-Surabaya, tetapi masih dalam satu frame.”
(Baca juga: IMM Galakkan Tadarus Qur’an dan Almarhumah IMMawati Nurrima Dini Elysa di Mata Para Sahabatnya)
Sekretaris bidang keilmuan PC IMM Surabaya Firman, mengatakan IMM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah sebagai basis perkaderan yang dipersiapkan agar menjadi penerus perjuangan Muhammadiyah. “Tidak mungkin bapak-bapak Muhammadiyah yang sekarang aktif akan muda terus. Lambat laun dengan bertambahnya usia akan berkurang staminanya untuk menggerakkan roda organisasi sebesar Muhammadiyah,” ucapnya.
Oleh sebab itu, tambah Firman, perlu disiapkan wajah-wajah baru dan semangat baru untuk ‘ganti mesin’. Agar Muhammadiyah selalu siap dalam menghadapi tantangan dan problem kebangsaan. “Posisi kader IMM merupakan aset Muhammadiyah sekaligus menjadi aset umat dan bangsa.”
(Baca juga: Ketika IMM Berkembang di Kampus NU dan Gelisah Melihat Bangsa, IMM Berkhidmad Benahi Negeri)
Firman berharap, gerakan 15 Reading Everyday betul-betul bisa dilaksanakan secara konsisten dan istiqomah oleh seluruh kader IMM Surabaya, mengingat lemahnya budaya literasi dan menulis di Indonesia. “Sehingga 15 menit ini sama sama disadari untuk menjadi sebuah kebutuhan,” ujarnya.
Dani memberikan tips agar budaya baca bisa mengakar pada setiap individu. “Pertama, menganggap buku sebagai teman terbaik. Kedua, lanjutnya, menjadikan kebiasaan membawa dan membeli buku pada setiap kesempatan. “Ketiga, memaksa diri untuk membaca buku setiap hari walau hanya 15 menit. (Dwi Putri Maftahus Sa’adah)