PWMU.CO– BKMM (Badan Koordinasi Masjid Muhammadiyah) Sidoarjo menggelar Digibound: Workshop Dakwah Digital dan Outbound.
Acara spesial untuk Remaja Masjid Muhammadiyah se Sidoarjo bertempat di Pondok Pesantren Tahfidh Muhammadiyah al-Fattah Ngantang Kabupaten Malang, Sabtu-Ahad (29-30/1/2022).
Tema acara meningkatkan potensi dan peran remaja masjid Muhammadiyah dalam kemajuan dakwah didukung oleh Majlis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo.
Diikuti 46 peserta Remas dari Taman, Waru, Sedati, Gedangan, Buduran, Candi, Tanggulangin, Tulangan, Wonoayu, Krian, Tarik hingga Balongbendo.
Digibound yang digelar BKMM dikemas menarik. Ketua Panitia Willy Masrur menjelaskan, acara dibagi tiga sesi materi. Keislaman Kemuhammadiyahan, workshop dakwah digital, dan outbound teamwork.
Hadir sebagai narasumber Imam Mahfudzi SAg MFil I, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo. Materi sesi dua dibimbing Certified Instructor of Kinemaster Kak Merry, Kak Ainis serta Kak Elly.
Esok pagi dilanjutkan dengan sesi outbound di Ngantang Park didampingi Kak Hanif dan Kak Fajar dari Holcicenter Lembaga Training dan Building Management.
Di akhir acara bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (Ngantang) Ngantang mengadakan bakti sosial dengan membagikan 75 paket sembako kepada masyarakat di sekitar pondok.
Ustadz Imam Mahfudzi di awal paparan meminta operator membuka AD/ART Muhammadiyah dari Google ditampilkan langsung di layar. ”Ini yang namanya presentasi di era digital,” selorohnya disambut tawa peserta terdiri remaja SMP, SMA hingga perguruan tinggi itu.
Dalam AD ART Muhammadiyah Bab II Identitas, Asas, dan Lambang pasal empat tentang disebutkan Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang bersumber pada al-Quran dan sunnah.
”Tajdid itu secara harfiah artinya pembaruan. Artinya gerakan Muhammadiyah selalu mengikuti dinamika zamannya,” ujar Imam yang juga dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Menurut dia, dakwah digital adalah bagian dari respon dinamika perkembangan zaman. Dakwah di era digital saat ini sudah tidak lagi cukup ceramah di mimbar dan di dalam masjid.
”Lebih dari itu harus ada ikhtiar mulai menyesuaikan diri, mengemas dan menyampaikannya secara digital agar siar dan pesan-pesannya dapat lebih luas,” ujarnya.
Dakwah digital, kata dia, dirasakan manfaatnya oleh jamaah-jamaah digital yang jumlahnya bisa jauh lebih banyak daripada jamaah-jamaah offline di masjid.
”Inilah semangat tajdid yang harus dimiliki oleh takmir Masjid Muhammadiyah dalam konteks zaman seperti saat ini. Saya senang adik-adik Remas yang hadir mengikuti acara Digibound ini sedang mempraktikkan semangat gerakan tajdid Muhammadiyah,” tambahnya. (*)
Penulis Akhmad Fauzi Editor Sugeng Purwanto