PWMU.CO – Dua SD Muhammadiyah Krian Berkunjung ke SDMM. Pagi itu, Rabu (2/2/22), 10 orang berkeliling dari kelas ke kelas SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik. Mereka berasal dari SD Muhammadiyah 1 Krian (SDM Sakri) dan SD Muhammadiyah 2 Krian (SD Mukrida), Sidoarjo.
Saat berkeliling itulah, perhatian Kepala SD Muhammadiyah Krian 2 Nanang Rouful Akbar MPd pada nama-nama kelas SDMM. Ada nama-nama buah hingga nama tokoh-tokoh Muhammadiyah.
Nanang mengaku terkesan dengan nama kelas yang tidak didasarkan pada angka dan huruf lazimnya sekolah-sekolah lain. “Apakah nama tersebut tidak memengaruhi rapotan anak-anak,” tanyanya pada Zaki Abdul Wahid, Koordinator Humas SDMM yang saat itu ikut mendapingi para tamunya.
Zaki menjelaskan, nama-nama kelas berbeda dan berganti tiap tahun. Asal-usul nama itu dimulai dari masukan dari para guru SDMM lalu diputuskan di tingkat pimpinan. “Dan tidak mempengaruhi rapotan karena di rapotan pun tertera nama kelasnya bukan kode kelas,” jawab Zaki.
Zaki lantas menerangkan nama-nama kelas di SDMM. Kelas I nama buah-buahan, kelas II diambil dari asmaul husna, kelas III nama-nama planet, kelas IV nama-nama bunga atau tanaman. Kelas V ulama masa lalu sedangkan kelas VI tokoh-tokoh Muhammadiyah.
“Setelah nama sudah ada nanti anak-anak diperkenalkan apa maksud nama di balik kelas mereka agar mereka makin senang dan bangga dengan nama kelasnya,” terang Zaki.
Tertarik Meja Siswa
Nia Mahrufah, Guru SD Muhammadiyah Krian 1, mengaku tertarik dengan penataan meja terutama di kelas I dan II yang memiliki berbagai bentuk bangun datar: dari persegi hingga jajar genjang.
“Tujuannya memang untuk mengenalkan anak-anak akan bentuk bangun datar dan menumbuhkan kreasi anak ketika harus berkelompok membentuk sesuatu menggunakan meja,” terang Naharun Mubarok Koordinator Sarana dan Prasaran SDMM saat sesi sharing dan berbagi pengalaman di yang dilangsungkan di ruang Majelis Dikdaskmen PCM Manyar di lantai dua gedung biru SDMM.
Barok, sapaannya, menambahkan tata letak meja kursi kelas kecil tidak permanen agar anak-anak tidak bosan. “Jadi guru bisa berpindah-pindah tempat saat mengajar sehingga tidak bosan,” terangnya.
Baca sambungan di halaman 2: Hubungan yang Perlu Dirawat