Zainul dan Zainul oleh Joko Intarto, fundraising Lazismu.
PWMU.CO– Sungguh saya kaget. Baru baca informasi tentang Mas Zainul Muhtadien ini dari wall Mas Ananto Pratikno, praktisi komunikasi di Jakarta.
Zainul Muhtadien adalah mitra kerja yang berotak encer. Ia kaya gagasan dan tidak pelit ilmu. Sebagai eksekutor, saya jadi lebih mudah menjalankan tugas.
Tahun 2018, popularitas Mahkamah Konstitusi menurut survei Mas Zainul tidak lebih dari 8 persen. Maka diusulkan untuk membuat program sosialisasi melalui media televisi. Jadilah MK TV yang tayang di dua stasiun TV nasional dan 72 stasiun TV lokal. Saya yang menjadi komandan lapangannya. Selama 2,5 tahun. Sukses.
Karena Mahkamah Konstitusi hanya punya satu kantor, sedangkan sengketa hukum yang ditangani dari seluruh Indonesia, saya usulkan ke Mas Zainul agar Fastcomm membangun konsep peradilan online yang live dan interaktif menggunakan video conference untuk MK.
Konsep akhirnya dibuat Fastcomm. MK setuju. Jadilah model peradilan online dan live interaktif pertama di dunia pada tahun 2019. Saya memimpin tim produksi di balik persidangan di gedung itu selama 2,5 tahun.
Perkenalan saya dengan Mas Zainul sebenarnya terjadi jauh lebih lama. Yakni saat ia masih menjadi eksekutif di Hotline bersama Pak Subiakto. Selain Zainul, ada tokoh lain yang tak kalah penting di FastComm: Ipang Wahid, Ananto Pratikno dan Arie. Saya bersahabat dekat dengan mereka semua. Secara pribadi maupun karena hubungan bisnis.
Yang menjadi kejutan, ternyata Mas Zainul Muhtadien ini adik kandung Pak Zainul Muslimin yang tokoh Lazismu Jatim.
Saya mengenal Zainul Muhtadien sejak tahun 1998. Mengenal Zainul Muslimin sejak di Lazismu lima tahun kemudian. Tapi baru tahu kalau Zainul yang itu dengan Zainul yang ini bersaudara kandung lima tahun lalu. Jadilah tahu hubungan Zainul dan Zainul.
Beberapa hari yang lalu saya masih berkomunikasi dengan Mas Zainul Muhtadien. Sebelum ia mengisi acara Lazismu. Seperti biasa kami berdiskusi kecil tentang tren komunikasi politik terkini. Saya tahu, Mas Zainul dekat dengan PKS. Dulu. Belakangan ia aktif membesarkan partai baru: Gelora.
Berdiskusi dengan orang komunikasi yang paham politik akan memudahkan saya membuat produk komunikasi yang sesuai kebutuhan menjelang kampanye tahun depan.
Kami belum sempat mendiskusikan program kerja dan produk yang akan dipasarkan. Rencananya akan bertemu lagi beberapa pekan mendatang. Menunggu level pandemi Omicron mereda.
Rencananya kami akan ketemu sambil makan siang di restoran langganan tempat kami sering reunian di Omah Sendok, di kawasan SCBD. Terakhir reuni di situ tepat sebelum pengumuman pandemi, dua tahun lalu.
Ternyata takdir berkata lain. Mas Zainul Muhtadien telah berpulang saat menginap di rumah Pak Zainul Muslimin setelah mengisi acara Lazismu Jatim tentang Digital Fundraising. Innalillahi waina ilaihi rojiun. Selamat jalan Mas Zainul. Insyaallah, saya bersaksi sampeyan orang baik. Semoga Allah mengampuni semua kesalahanmu.
Mas Ananto Praktikno menulis di FB pagi. Sebelum ada Google Map, Zainul Muhtadien dikenal sebagai Zainul Map. Tanyakan alamat di mana saja seluruh Indonesia kepadanya pasti tunjukkan jalannya dengan presisi anti nyasar.
Mas Zainul adalah klien baik hati yang melihat data sebagai investment saat dia Manager Media di Hotline Advertisingnya Pak Subiakto.
Banyak diskusi dgn Mas Zainul, Mas Abrar dan Mas Ari selaku pengawal ratusan miliar Billing Hotline pada waktu itu sehingga membawaku bergabung dengan Hotline Advertising dengan tantangan bisa naikin Billing/Revenue dengan data tersebut. Alhamdulillah billing/revenue naik.
Sampai satu titik kami ingin kaya ya buat perusahaan advertising baru bareng Mas Ipang Wahid dan Mas Aricakep. Kami berempat mendirikan FastComm Advertising. Terus goalnya ya tercapai.
Terus aku pamit. Mas Aricakep juga pamit. Kita berdua buat agency masing.
Waktu KH Sholahudin wafat, beliau ayahanda Mas Ipang Wahid, kami bertiga takziah ke Pesantren Tebu Ireng Jombang. Bertemu bercanda hidupin lagi FastComm. Cuma bercandaan doang. Karena kami berempat sudah punya bisnis dan kegiatan masing-masing.
Mas Ipang Wahid anggota KEN dan Komisaris Angkasa Putra. Mas Aricakep dan Mas Zainul ikut partai start up Partai Gelora. Saya tetap di Akademi Digital Marketer untuk personal, corporate dan UMKM Bisnis Online.
Subuh ini Mas Zainul Paklik Tadien berpulang di Surabaya. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Saya bersaksi beliau orang baik dan suka memberikan solusi praktis.
Selamat jalan Mas Zainul, Insyaallah husnul khatimah. Aamiin. (*)
Editor Sugeng Purwanto