Adakah Presiden Sujud Setengah dari Keningnya? Liputan Sayyidah Nuriyah, Kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Ada Presiden Sujud Setengah dari Keningnya? Ustadz Dr Adi Hidayat Lc MA (UAH) mengungkap jawabannya di tengah menerangkan tiga makna khusuk dalam Bahasa Arab.
Kamis (27/1/2022) malam itu, dia hadir secara daring di Pengajian Virtual Orbit binaan Prof KH M Din Syamsuddin MA PhD. Orbiters—sebutan jamaah—yang meliputi artis, akademisi, dan berbagai profesi lain lintas karya juga tampak khusuk menyimak UAH. Mereka berasal dari seluruh pelosok Indonesia maupun luar negeri.
Awalnya, UAH menjelaskan tiga makna utama khusuk dalam bahasa Arab, yaitu alkhudhuu’a, adh-dhillu, dan as-sukun. Ketiganya telah terurai dalam al-Quran jauh sebelum para ulama merumuskan kamus bahasa Arab.
Ketiga makna ini positif ketika manusia mau khusuk di dunia, tapi lain halnya ketika manusia enggan khusuk. “Kalau sampai di dunia tidak khusuk, Allah memaksa khusuk di akhirat dengan makna negatif!” terangnya.
Maka, saat manusia nanti dibangkitkan dari kubur, kata UAH, tampak perbedaan orang-orang yang beriman dan tidak. “Orang khusuk dan punya ketiga sifat itu akan Allah bangkitkan dengan apresiasi yang tinggi,” ujarnya.
Merendahkan Diri
Makna khusuk pertama, alkhudhuu’a atau merendah serendah-rendahnya (dalam arti positif). UAH meluruskan, “Merendah dalam arti penghambaan, bukan tawadhu yang berarti rendah hati.”
Kemudian, dia mengingatkan, di akhirat nanti—bagi yang tidak khusuk di dunia alias tidak mau merendahkan diri di hadapan Tuhan—akan direndahkan serendah-rendahnya. Nanti tampak dari rona matanya, sikap badannya menunduk, dan malu-malu.
Ini berlandaskan al-Qamar ayat 7.
خُشَّعًا اَبۡصَارُهُمۡ يَخۡرُجُوۡنَ مِنَ الۡاَجۡدَاثِ كَاَنَّهُمۡ جَرَادٌ مُّنۡتَشِرٌۙ
Artinya, “Pandangan mereka tertunduk, ketika mereka keluar dari kuburan, seakan-akan mereka belalang yang beterbangan.”
Kedua, adh-dhillu. Ini makna metafora, menghinakan diri dalam konteks positif. “Merendah seakan-akan kita nggak punya apa-apa, lemah. Menghinakan diri di hadapan yang maha berkuasa,” jelas UAH.
Di akhirat nanti, lanjutnya, bagi yang tidak khusuk di dunia, akan dihinakan sehina-hinanya dengan semua sifatnya. Ini sesuai dengan al-Qolam ayat 43.
خَاشِعَةً اَبۡصَارُهُمۡ تَرۡهَقُهُمۡ ذِلَّةٌ ؕ وَقَدۡ كَانُوۡا يُدۡعَوۡنَ اِلَى السُّجُوۡدِ وَهُمۡ سٰلِمُوۡنَ
Artinya, “Pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan. Dan sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud pada waktu mereka sehat (tetapi mereka tidak melakukan).”
Baca sambungan di halaman 2: Semua Manusia Setara