Apakah yang dimaksud dengan fenomena nosebo dan bagaimana kaitannya dengan efek samping vaksin Covid-19?
Istilah plasebo dan nosebo sebetulnya telah lama dikenal dalam bidang farmasi dan kedokteran, khususnya dalam bidang farmakologi.
Sebagaimana dilansir pada https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/13752532/ salah satu peneliti Walter P. Kennedy, menyebutkan nocebo, dalam bahasa Latin, artinya: “Saya akan membahayakan”, sedangkan placebo, dalam bahasa Latin, artinya: “Saya akan menyenangkan”.
Maknanya adalah nosebo menggambarkan timbulnya efek negatif dari suatu obat palsu atau obat kosong, yaitu larutan yang tidak mengandung senyawa berkhasiat. Sedangkan plasebo dapat memberikan efek yang positif, di mana sekalipun diberikan obat palsu yang seharusnya tidak menghasilkan efek secara farmakologis. Jadi efek nosebo merupakan kebalikan atau evil twin dari efek plasebo.
Dengan demikian, misalnya dalam sebuah uji klinik vaksin Covid-19, efek samping vaksin yang tidak diinginkan ini ternyata juga muncul pada sukarelawan yang menerima suntikan vaksin kosong. Seharusnya senyawa inert atau larutan vaksin kosong yang dijadikan sebagai pembanding tersebut tidak menimbulkan efek samping bagi kelompok sukarelawan uji penerimanya. Efek samping yang timbul berupa gejala yang tidak diharapkan inilah yang disebut dengan efek nosebo.
Fenomena nosebo tersebut belakangan ini menjadi perhatian di tengah gencarnya program vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia, termasuk program vaksin booster bagi masyarakat di Indonesia. Fenomena ini terjadi setelah studi baru melaporkan hampir dua pertiga dari dampak negatif akibat vaksinasi Covid-19 merupakan efek nosebo.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada JAMA (Journal of the American Medical Association), yang diterbitkan pada 18 Januari 2022 yang lalu, dilaporkan dari data 12 penelitian uji klinis vaksin Covid-19, yang dilakukan terhadap 22.578 orang sukarelawan penerima plasebo dan 22.802 orang penerima vaksin Covid-19, menunjukkan adanya efek samping vaksin yang merupakan efek nosebo,
Pada kelompok sukarelawan penerima larutan vaksin kosong, hasilnya lebih dari 35 persen mengalami gejala yang memengaruhi seluruh tubuh seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan. Sebanyak 16 persen penerima plasebo juga mengalami satu gejala lokal seperti nyeri di tempat suntikan, kemerahan, atau bengkak.
Sementara itu, pada kelompok penerima vaksin, 46 persen mengalami setidaknya satu efek samping sistemik dan dua pertiga melaporkan adanya gejala lokal.
Berdasarkan data tersebut para peneliti menyimpulkan efek samping yang terjadi pada penerima vaksin di antaranya juga merupakan efek nosebo, mengingat banyak efek samping sama juga terjadi pada kelompok yang mendapatkan suntikan larutan vaksin kosong atau plasebo.
Baca sambungan di halaman 3: Apa penyebab efek nosebo?