Apa penyebab efek nosebo?
Sebagaimana telah kita maklumi bersama efek samping dari vaksinasi merupakan efek yang wajar yang dialami seseorang setelah mendapatkan vaksin, termasuk vaksin Covid-19. Efek samping vaksin ini juga telah dipantau dan dicermati selama fase-fase uji kliniknya.
Efek nosebo dapat terjadi ketika persepsi negatif seseorang terhadap vaksinasi mengarah pada efek negatif. Contoh dari efek nosebo, seseorang yang mendapatkan vaksin Covid-19 berasumsi bahwa vaksin tersebut akan menyebabkan efek samping negatif.
Maka kehawatiran tersebut kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya efek samping yang tidak menyenangkan, meskipun suntikan yang mereka terima sebenarnya adalah zat yang inert atau tidak berkhasiat.
Penjelasan yang tepat tentang efek nosebo belum dipahami dengan baik, tetapi para peneliti telah menemukan bahwa beberapa faktor dapat mempengaruhi seberapa besar kemungkinan hal itu terjadi. Efek nosebo yang dikaitkan dengan vaksin Covid-19, dipicu oleh beberapa faktor antara lain faktor psikologis dan neurobiologis. Sehingga efek nosebo muncul karena pengaruh pikiran atau kekhawatiran yang berlebihan terhadap adanya efek samping yang akan timbul.
Dengan demikian, efek nosebo bukan benar-benar merupakan efek vaksin Covid-19, karena efek nosebo dapat muncul akibat sugesti atau ketakutan seseorang. Misalnya, bila seseorang yang baru mendapatkan suntikan vaksin Covid-19, mendadak ia merasakan adanya efek samping, ketika ia diberitahu apa saja gejala yang sering muncul setelah divaksinasi. Sehingga bisa saja gejala nonspesifik yang muncul seperti rasa sakit kepala dan kelelahan setelah vaksinasi Covid-19 tersebut hanyalah sensasi yang dikaitkan dengan vaksin.
Bagaimana memberitahukan efek nosebo pada vaksinasi?
Fenomena nosebo ini perlu mendapatkan perhatian penting karena dapat memiliki dampak terhadap penelitian dan perawatan, sehingga memerlukan pertimbangan dari bijak dan tepat oleh praktisi medis.
Sepanjang informasinya disampaikan dengan baik, memberi tahu publik tentang efek nosebo ini dapat dilakukan sehubungan dengan program vaksinasi Covid-19. Apalagi jika mengingat banyaknya informasi-informasi yang keliru atau informasi negatif tentang keamanan dan efek samping vaksin Covid-19 yang beredar di masyarakat.
Maka memberikan informasi dan edukasi yang tepat serta bijak akan pentingnya vaksinasi, termasuk memberitahukan adanya efek nosebo berdasarkan hasil penelitian yang valid, dapat mengurangi kecemasan dan memberikan pemahaman bagi masyarakat akan keamanan vaksin Covid-19.
Karena informasi yang menyesatkan tentang efek samping vaksin dapat menyebabkan interpretasi yang keliru yang menyebabkan timbulnya kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan yang membuat seseorang selalu khawatir akan terjadinya efek yang tidak dikehendakinya, dapat mengakibatkan munculnya efek samping sebagaimana yang dipikirkannya.
Perlu dipahami efek nosebo terjadi bukan karena adanya zat aktif yang memengaruhi tubuh. Namun efek nosebo ini muncul akibat ketakutan seseorang bahwa suatu senyawa akan berdampak buruh pada tubuhnya.
Efek nosebo kemungkinan dapat berdampak serius pada pikiran dan perasaan seseorang setelah pengobatan ataupun vaksinasi. Oleh sebab itu para profesional kesehatan sayogyanya perlu berhati-hati dan bijak dalam memberikan informasi pada pasien.
Fenomena nosebo ini juga merupakan informasi penting bagaimana pemikiran negatif dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Saat kita menjalani suatu pengobatan atau vaksinasi, sebaiknya kita lebih fokus pada potensi manfaat positif daripada mengkhawatirkan kemungkinan adanya efek samping negatif.
Marilah kita senantiasa berdoa dan berikhtiar dengan menjaga protokol kesehatan dengan disiplin serta mengikuti program vaksinasi Covid-19.
Suksesnya program vaksinasi dan disiplin masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan, serta senantiasa berdoa kepada Allah Yang Maha Kuasa, merupakan kombinasi ikhtiar manusia guna pencegahan penyebaran wabah pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama dua tahun ini.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa melindungi kita semua dari wabah Covid-19 ini dan wabah penyakit menular lainnya. Amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni