UAH Bedah Anatomi Manusia sesuai Al-Quran, laporan Sayyidah Nuriyah, Kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – UAH Bedah Anatomi Manusia Sesuai Al-Quran. Ustadz Dr Adi Hidayat Lc MA (UAH) menerangkan unsur-unsur keseluruhan penyusun manusia pada Pengajian Orbitt Virtual binaan Prof KH M Din Syamsuddin MA PhD, Kamis (27/1/2022) malam.
Dalam pengajian via Zoom itu, hadir para artis, akademisi, dan berbagai profesi lainnya lintas karya. Orbiters—sebutan jamaahnya—berasal dari seluruh pelosok Indonesia maupun luar negeri.
UAH memaparkan, manusia terdiri dari tiga unsur (bagian) yang diungkap dalam al-Hijr ayat 28. Unsur pertama yang diciptakan yaitu jasmani atau fisik. Ini sesuai al-Hajj ayat 5 dan al-Mu’minun ayat 12-15. Kedua, keberadaan akal yang membedakan manusia dengan hewan.
Ketiga, ada roh yang memberi unsur kehidupan. Sebagai unsur tertinggi, nantinya ruh membawa langsung nilai-nilai kemuliaan yang Allah berikan. Ini sesuai al-Israa ayat 85.
Mekanisme Penciptaan Manusia
UAH lanjut menerangkan proses mekanisme penciptaan manusia. Di mana, sempurnanya penciptaan manusia adalah ketika ruhnya mulai masuk. “Lewat ke shadrun, ke kalbu, sampai ke nafs,” ungkapnya.
Dia menguraikan, ketika ditiupkan, roh masuk ke dalam fisik lewat shadrun, ruang yang besar. Di dalam shadrun ada kalbu. Roh kemudian masuk ke kalbu menjadi nafs.
Saat masuk ke nafs, lanjutnya, ada dua potensi. Potensi pertama, jiwa takwa yang merupakan kemuliaan kehidupan manusia. Di dalam takwa, ada iman. “Jika mampu membangkitkan iman, manusia akan sabar,” tuturnya.
Katalisnya, kata UAH, berupa fujur (kejahatan) seperti halnya dalam asy-Syams ayat 7-10. “Fujur mendorong keluarnya energi-energi positif. Juga disupport oleh malaikat, dibisikkan kebaikan-kebaikan. Supaya muncul nilai kemuliaannya. Kalau dominan takwa, muncul aflakha,” terangnya.
Kalau sudah bisa membangkitkan nilai kemuliaan yang dipancarkan lewat enam rukun iman, maka takwanya akan memunculkan sifat-sifat baik.
“Muncul sifat kemuliaan, ditangkap akal, diinstruksikan ke bagian fisik untuk bersikap. Muncullah sikap yang didukung iman,” ujarnya. Ini yang menurutnya menjadikan seseorang tampil mulia dengan dukungan nilai keimanan.
Baca sambungan di halaman 2: Utamakan Iman