Ustadz Adi Hidayat: Shalat Itu Solutif, laporan Sayyidah Nuriyah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Ustadz Dr Adi Hidayat Lc MA (UAH) menyampaikan shalat itu ternyata solutif. saat menghadiri Pengajian Virtual Orbit binaan Prof KH M Din Syamsuddin MA PhD, Kamis (27/1/2022) malam.
Awalnya, dia menukil al-Baqarah ayat 45-46.
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
Artinya, “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
Agar solusi bisa datang, lanjutnya, sabar dulu dengan menerima persoalan hidup.
Ustadz Adi Hidayat
Dia menjelaskan, Allah memerintahkan jika kita mengalami masalah dalam kehidupan, mintalah solusinya kepadaNya. “Interaksi kita dengan Allah disebut iman, yaitu meyakini sepenuhnya tanpa ragu walaupun belum terlihat kasat mata oleh pandangan kita,” ujarnya.
Agar solusi bisa datang, lanjutnya, sabar dulu dengan menerima persoalan hidup tersebut. “Terima dulu kata Allah, karena bukan hanya Anda yang diuji, orang dulu pun diuji!” tuturnya.
Mengapa Shalat Lima Waktu
Sabar melahirkan ketenteraman awal. Maka, jika sudah tenang dan jernih berpikir, maka Allah menawarkan agar kita minta solusi kepada-Nya lewat shalat. “Masyaallah, ternyata shalat itu solutif!” celetuknya.
Itulah mengapa kita shalat lima waktu, agar Allah bisa mengentaskan persoalan dan memberi solusi di tiap keadaan. “Subuh ada masalah, selesai. Siang ada persoalan, tuntas. Sore selesai, sehingga tidurnya nyaman, nggak bawa persoalan dalam tidur,” jelas dia.
Lewat shalat tumakninah, kata UAH maka muncullah jiwa muthmainnah. Yaitu sebagaimana dalam al-Fajr ayat 27-30.
Maka dia mengimbau agar kita meminta pertolongan kepada yang menjanjikan solusinya: Allah. Dia mencontohkan, “Kepadamu saja ya Allah kami meminta.”
UAH pun menyebutkan sebuah hadits qudsi: “Ini perjanjian antara Aku dan hambaKu, kalau hambaKu benar shalatnya, sampai detik ini saja, apapun yang dia minta, sepanjang yang dia butuhkan, Aku akan berikan!” Inilah yang Allah katakan, bahkan ketika sang hamba masih berdiri ketika shalat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni