Jaminan Allah bagi Orang yang Rendah Hati, laporan Emil Mukhtar Efendi, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Majelis Tabligh dan Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krian, menggelar pengajian di Gedung Dakwah PCM Krian, Sidoarjo, Ahad (6/2/2022).
Hadir sebagai penceramah adalah Ustadz Ahmad Alfarizi. Mengawali kajiannya, diamenjelaskan dua nikmat yang sering dilupakan manusia. Yakni nikmat sehat dan nikmat kesempatan.
“Ada yang sehat namun sibuk, diajak ngaji tapi tidak bisa karena kesibukannya. Ada pula yang mempunyai kesempatan tapi tidak sehat. Mudah mudahan Allah senantiasa memberi kesehayn untuk kita semua, keluarga kita, dan semuanya,” ujarnya.
Allah Pelindung Hamba yang Rendah Hati
Dalam kajian itu Ustadz Ahmad Alfarizi mengupas Surah al-Furqan ayat 63:
وَعِبَا دُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَ رْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَا طَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَا لُوْا سَلٰمًا
“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, salam.”
Maka, jelas dia, di muka bumi ini ada hamba-hamba pilihan Allah, dan Allah-lah yang menjadi pelindung satu-satunya. “Siapa orang yang termasuk dalam pilihan Allah Taala itu? Salah satunya adalah orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati (tidak sombong),” terang dia.
Salain itu, ia menjelaskan, orang-orang rendah hati yang melangkah di atas muka bumi ini adalah orang yang selangkah berjalan menuju surga, karena orang tersebut tidak mempunyai sifat sombong.
Pria asal Tulangan Sidoarjo, mengungkapkan, dosa pertama yang masuk dalam neraka itu di antaranya adalah orang yang sombong. “Jangan sampai kita seperti iblis, yang diminta oleh Allah untuk bersujud tapi tidak mau. Kenapa? Iblis ini merasa lebih baik dari,” ungkapnya.
“Seperti halnya kita melihat sesama manusia, yang mungkin kita merasa lebih baik darinya. Namun bisa jadi orang itu lebih baik di mata Allah daripada kita,” tambahnya.
Guru Ismuba SMA Muhammadiyah 3 Tulangan itu menceritakan tentang Bilal bin Rabbah, mantan budak yang disiksa oleh majikannya untuk menyebut nama berhala oleh majikannya. “Bilal Bin Robah ini tidak mau. Hanya kata ahad yang disebutnya. Artinya hanya ada satu Tuhan yang ada dalam hatinya, yaitu Allah SWT,” ceritanya.
Ia berpesan kepada para jamaah untuk tetap merasa rendah hati dan tidak sombong. “Bapak-Ibu, saya mengajak kepada Panjenengan semua untuk membuang rasa sombong. Mari kita berbuat dan berbuat baik kepada siapa saja,” pesannya.
Sementara, Ketua PCM Krian KH Fauza Asngadi dalam sambutannya mengatakan kajian ini sengaja dilaksanakan di kantor PCM. “Ini (kantor) adalah tempat kita bersama, artinya kantor inilah yang menjadi salah satu pusat dakwah Muhammadiyah di Kecamatan Krian,” katanya.
Kantor PCM Krian ini awalnya adalah rumah. Di depannya terdapat akses masuk untuk SMP Muhammadiyah 6 Krian. Pembebadsan lahan dan sepetak rumah itu senilai Rp 2 miliar. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni