PWMU.CO– Keistimewaan jadi guru Muhammadiyah dapat dunia dan akhirat. Hal itu disampaikan oleh Imam Sapari SHI MPdI di forum rapat periodik SD Muhammadiyah 3 (SD Mudiga) Tambaksari Surabaya, Sabtu (5/2/2022) siang.
Acara diikuti 34 guru sekolah beralamat di Jl. Tambak Segaran No. 25 Rangkah. Ketua Forum Silaturahmi Kepala Sekolah Muhammadiyah (Foskam) SMP/MTs Jawa Timur Imam Sapari mengatakan, tugas utama guru Muhammadiyah membesarkan sekolah.
”Upaya konkret dalam mengembangkan sekolah bisa diwujudkan para guru Muhammadiyah dengan mengajar dan memberi pelayanan terbaik. Apalagi saat PPDB. Semua guru wajib berperan aktif demi meningkatkan jumlah siswa,” kata Imam Sapari.
Menurut dia, keistimewaan jadi guru Muhammadiyah itu dunia dapat, akhirat juga dapat. ”Dengan mengajar guru dapat gaji. Jika ditambah ikhlas insyaallah dijamin dapat pahala akhirat,” ujar Imam Sapari yang saat ini menjabat Kepala SMP Muhammadiyah 7 Dupak Jaya Surabaya.
Sementara Kepala SD Muhammadiyah 3 Surabaya Moh. Ali Imron SPdI mengingatkan seluruh guru Muhammadiyah agar mampu beradaptasi menghadapi kebijakan pendidikan yang terus berubah seiring adanya pandemi Covid-19 seperti sekarang.
”Barusan sekolah kita laksanakan PTM 100 persen, sekarang muncul lagi SE Walikota perihal PTM 50 persen yang otomatis mengubah lagi berbagai kegiatan sekolah. Semoga bapak-ibu guru tidak patah arang dan tetap semangat,” kata Ali Imron.
Dalam forum rapat periodik bulanan di SD Mudiga pada Sabtu siang itu para guru juga diberikan materi pengenalan jurnalistik sosmed untuk optimalisasi PPDB. ”Melalui materi ini SD Mudiga ingin para guru bisa menulis dan memanfaatkan sosmed untuk meningkatkan PPDB. Sebab kesuksesan PPDB adalah tanggung jawab bersama,” ungkap Ali Imron.
Suasana guyub antarguru SD Mudiga Surabaya makin terasa saat forum mendaulat seorang guru baru tampil memperkenalkan diri. Sontak berbagai pertanyaan humor ala MOS (Masa Orientasi Sekolah) dilontarkan keparanya.
”Selamat datang dan selamat bergabung Ibu Ummu Choniva menjadi anggota baru guru SD Muhammadiyah 3 Surabaya, sekolah mujahid al-Quran,” kata Ali Imron. (*)
Penulis Dwi Hilana Yesika Editor Sugeng Purwanto