PWMU.CO – Permainan politik terjadi saat pemilihan Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah Panceng Gresik, Sabtu (29/1/22).
Syafril Irnandi SH, Wakil Kepala Madrasah Urusan Kesiswaan menceritakan, ada 24 kandidat ketua yang maju dalam pemilihan ketua IPM. Semuanya kelas 8. Menjelang pemilihan ternyata kandidat memengaruhi para pemilih yaitu seluruh murid madrasah ini supaya memberikan suara kepada kandidat lain.
Inilah uniknya pemilihan IPM di Matsmunam. Kandidat tidak berambisi menjadi ketua IPM. Para kandidat itu membuat intrik agar terhindar memperoleh suara terbanyak. ”Para kandidat malah mendukung pesaingnya,” kata Syafril.
Walhasil, permainan politik ini menjadikan Jausaq Fauzi Pratama memperoleh 18 suara. Disusul Wajdy Abiyyil Anjab (Abi) 6 suara dan Mohammad Irham Maulana Firdaus 3 suara. Kandidat lain di bawah 3 suara.
Jaus, panggilan Jausaq Fauzi Pratama, malah terkejut melihat hasil pemilihan. Dia merasa menjadi korban permainan politik pemilihan Ketua IPM ini. Dia langsung keluar dari ruang rapat. Dia merasa tidak siap menjadi Ketua PR IPM Matsmunam.
Guru pembina IPM melobi. Memberi semangat untuk menerima kepercayaan ini. Akhirnya ia bersedia menjadi pemimpin IPM Matsmunam periode 2022-2023.
LPJ
Sebelum pelaksanaan pemilihan pengurus baru, diawali laporan pertanggungjawaban (LPJ) oleh kepengurusan PR IPM lama (2021-2022). Penyampaian laporan dibacakan oleh David Nu’man Al Musyaffa’, Ketua PR IPM Matsmunam lama.
Dalam laporannya, ia menyampaikan berbagai program kerja yang sudah berhasil dilaksanakan. Juga program kerja yang belum sempat terlaksana. Harapannya, agar kepengurusan baru bisa melanjutkan.
Setelah pemilihan, ketua IPM lama dan baru bertemu dalan acara podcast madrasah dimoderatori Kepala Matsmunam Anshori SThI. Acara berlangsung di perpustakaan sekolah, Kamis (3/2/22).
Dalam kesempatan itu, Jaus menyampaikan semangat serta janjinya untuk membawa periode kepemimpinannya ini bisa lebih baik. Dia siap menjadi contoh untuk murid lain.
David, seniornya, mengingatkan agar menjaga kekompakan. Sebab ujian kepengurusan biasanya muncul di tengah perjalanan. Setelah euforia pemilihan lalu pelantikan. ”Masa ini baru tahapan manis, bulan madu. Semua terasa happy,” katanya.
Namun setelah beberapa waktu, sambung dia, mulai muncul benih kebosanan. Mulai muncul kritik. Ada perbedaan pendapat. ”Kondisi seperti ini, jika dibiarkan berlarut-larut maka kepengurusan bisa ambyar,” ujarnya.
Ketua, tambah dia, jangan gampang putus asa. Harus berjiwa besar, kuat, dan selalu mengambil sisi positif untuk mencari solusi.
Kamad Matsmunam Anshori SThI berpesan agar program-progran IPM bisa dikolaborasikan dengan program madrasah. Seperti ekskul muhadharah dan pemutaran tartil sebelum jam KBM bisa ditangani bidang KDI.
”Program pembiasaan apel setiap Sabtu, oleh bidang kader. Koperasi madrasah, oleh bidang wirausaha. Olahraga oleh bidang ASBO, riset dan jurnalistik oleh bidang PIP. (*)
Penulis Nisa’atul Wahidah Editor Sugeng Purwanto