Berjuang dan Berjuang!
Lulus dari Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Hasan Basri kembali Kalimantan bersama sang istri. Mereka mendirikan sekolah di Marabahan, Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Suami-istri itu mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah dengan dukungan swadaya masyarakat. Pengelolaannya di bawah koordinasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Marabahan.
Sayang, sekolah tersebut terpaksa berhenti berkegiatan pada 1944 karena situasi perang. Setahun kemudian, Hasan Basri diangkat menjadi Kepala Kantor Urusan Agama Muara Teweh Kalimantan Tengah.
Bergerak, Bergerak!
Hasan Basri aktivis sekaligus organisatoris. Dia pendiri Persatuan Guru Agama Islam se-Kalimantan Selatan. Hasan Basri juga menjadi Ketua Umum Barisan Serikat Muslimin Indonesia. Tujuan organisasi ini untuk mengakhiri penjajahan Belanda. Waktu itu, Kalimantan Selatan salah satu daerah yang tidak menjadi negara bagian seperti yang diinginkan Belanda.
Saat negeri ini berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), pada 1950 Hasan Basri diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat mewakili provinsinya – Kalimantan Selatan. Atas amanah itu, pada tahun tersebut dia sekeluarga pindah ke Jakarta.
Hasan Basri saat menjadi anggota parlemen, dari Partai Masyumi. Setelah Sukarno membubarkan Partai Masyumi pada 1960, aktivitasnya lebih banyak di dunia dakwah antara lain lewat Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Di DDII Hasan Basri termasuk pengurus pertama. Di MUI, antara lain dia berkontribusi sangat penting dalam pendirian Bank Muamalat Indonesia.
Bersama DDII
Pada 26 Februari 1967 DDII didirikan. DDII adalah organisasi yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan. DDII mengutamakan tiga poros dakwah, yaitu pesantren, masjid, dan kampus.
Para pendiri DDII adalah pemimpin-pemimpin Islam terkemuka. Mereka sekaligus tokoh-tokoh bangsa seperti Mohammad Natsir, Mohammad Roem, Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Rasyidi, Burhanuddin Harahap, Prawoto Mangkusasmito, dan Kasman Singodimedjo.
Adapun kepengurusan DDII kali pertama adalah: Mohammad Natsir (Ketua), Mohammad Rasyidi (Wakil Ketua), Buchari Tamam (Sekretaris), Nawawi Duski (Sekretaris II), dan Hasan Basri (Bendahara). Sementara, anggotanya adalah Taufiqurrahman, Mochtar Lintang, Zainal Abidin Ahmad, Prawoto Mangkusasmito, Mansur Daud Datuk Palimo Kajo, Osman Raliby, dan Abdul Hamid.
Baca sambungan di halaman 3: MUI dan Bank Muamalat