PWMU.CO– Berasa master chef terasa di suasana ruang itu. Hidangan spaghetti yang menggugah selera tersedia di atas meja. Tampak Lulu Balqis, siswa kelas 9, menata detail tiap bagian dari hidangan khas Italia itu. Selain menyajikan spaghetti, ia juga menambahkan topping di atas hidangannya.
“Topping-nya daging ditambahkan saus Bolognese dulu biar rasanya makin mantap,” komentar Lulu Balqis
Itulah salah satu kegiatan siswa SMP Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya ujian praktik mata pelajaran Prakarya, Selasa (8/2/2022).
Ujian yang merupakan syarat ketuntasan belajar siswa ini, siswa kelas 9 dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri tiga orang. Setiap kelompok berkewajiban menyediakan tiga macam hidangan. Mulai hidangan pembuka, utama, dan penutup.
Ketiga hidangan disajikan per kelompok harus bergizi seimbang sesuai arahan pada mata pelajaran Prakarya.
”Harus seimbang antara protein, karbohidrat, vitamin, dan lemak dalam tiga hidangan itu. Selain belajar platting makanan, siswa juga belajar sekilas tentang gizi hidangan,” ujar Ari Wahyoelianti, guru Prakarya.
Guru yang gemar memasak ini menjelaskan, siswa sebenarnya sudah mahir menentukan menu dan porsi yang pas. Kendala yang dihadapi hanya estetika menata hidangan di atas meja.
”Kadang ikan hanya diletakkan begitu saja di sebelah nasi. Telur setengah matang juga dibiarkan bundar saja tanpa hiasan. Ke depan, platting ini akan dievaluasi bersama agar lebih sempurna,” tambah Ari Wahyoelianti.
Kebingungan
Sebelum diadakan penilaian, siswa menghias hidangan yang telah mereka tentukan. Alat dan bahan untuk hidangan sudah dibawa dari rumah. 60 menit waktu yang ditentukan agar siswa dapat menyelesaikan tugas penataan hidangan.
Kegiatan dilaksanakan pukul 07.00 WIB, siswa mulai bagi tugas. Ada yang menyiapkan hidangan utama dahulu. Ada juga yang menyelesaikan hidangan penutup. Semuanya bergantung kesepakatan kelompok masing-masing.
Pada 15 menit pertama, siswa masih kebingungan menyelesaikan tugasnya. Sebagai pendamping, guru memberi arahan agar menyelesaikan yang sulit lebih dahulu.
”Diperhatikan waktunya ya, selesaikan yang detailnya rumit agar bisa menentukan estimasi waktunya,” seru Ari Wahyoelianti.
Nabila Nur Aini, salah satu peserta ujian praktik, tampak berkonsentrasi penuh menyelesaikan platting hidangan utama. Ia membelah telur rebus menjadi dua bagian. Ia tak lupa menambahkan ayam suwir, bihun jagung, hingga kentang goreng untuk hidangan soto ayamnya.
”Tadi sebelum masuk ujian browsing dulu di internet biar punya gambaran menata soto ayam. Ternyata sulit juga karena ini pakai mangkuk yang wadahnya kecil,” ujar siswa yang juga hobi menyanyi ini.
Setelah 60 menit berselang, saatnya penilaian hasil memasak. Penilainnya juga berasa master chef. Empat guru bergantian mencicipi hidangan yang disajikan.
”Yang dinilai kebersihan, artistik hidangan dan penataan, rasa, serta keseimbangan porsinya. Alhamdulillah anak-anak sudah mumpuni dalam beberapa poin penilaian itu. Saya rasa beberapa siswa siap kalau diarahkan untuk ikut Master Chef,” ujar Yeni Charisma Wati, guru penilai SMP Muhammadiyah 4 Gadung. (*)
Penulis Taufiqur Rohman Editor Sugeng Purwanto