Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim ke Ponpes Karangasem, Sampaikan Ini, laporan Zulfatus Salima, Kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr H Arbaiyah Jusuf MA mengatakan menjadi pendidik atau guru merupakan jalan untuk berdakwah. Selain itu juga kebutuhan manusia yang terdiri dari tiga hal: kedamaian, keindahan, dan kebahagian.
Arbaiyah menyampaikan itu saat bertandang ke Pondok Pesantren (Ponpes) Karangasem, Paciran, Lamongan, Rabu (9/2/2022). Kunjungan tersebut dalam rangka pembukaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan pembinaan guru yang ada di lingkungan Ponpes Karangasem. Acara berlangsung di Aula KH Abdurrahman Syamsuri.
“Kebutuhan manusia itu ada tiga hal: kedamaian, keindahan, dan kebahagiaan. Apabila sudah merasa damai, maka melakukan segala hal itu akan terasa indah sehingga senantiasa mengingat Allah dan menimbulkan kebahagiaan,” ungkapnya.
Pendidikan Muhammadiyah
Arbaiyah juga menyampaikan agar Muhammadiyah selalu mengolaborasikan antara Islam dan pendidikan pada masa depan.
“Muhammadiyah harus bisa mengolaborasikan antara pendidikan dan Islam. Karena pendidikan pada dasarnya merupakan gerakan menuju pro child sehingga tidak ada anak yang tertinggal dan pendidiklah yang menggerakkan sekolah Muhammadiyah,” terangnya
Lebih lanjut, dia menguraikan lima prinsip pendidikan holistik, metode pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah Muhammadiyah. Pertama, spirituality. Yaitu pendekatan pada agama. Hal ini merupakan metode untuk mendekatkan diri pada Allah.
Kedua, interconnected. Menghubungkan antara fisik dan rasa. Karena belajar merupakan hal yang bergerak. “Jadi pendidik bisa mengajar dengan aktivitas,” ujarnya.
Ketiga, mendidik manusia secara utuh. Maksudnya, pendidik tidak pilih kasih dalam mendidik.
Keempat, freedom, bebas. Guru betul-betul yang menguasai ilmu dan yang menguasai media dan mencintai profesinya.
“Guru atau pendidik harus yang betul-betul menguasai ilmunya dan menguasai media pembelajaran. Sehingga dalam belajar para siswa itu tidak bosan karena medianya bervariasi dan guru harus kreatif bagaimana menyampaikan materinya itu tandanya pendidik yang memang mencintai profesinya,” terangnya.
Kelima, demokrasi. Artinya pemberdayaan. Metode-metode yang digunakan untuk belajar harus memiliki unsur yang dapat memberdayakan siswa.
“Jadi demokrasi ini artinya bukan unjuk rasa, tapi unjuk karya,” katanya.
Baca sambungan di halaman 2: Enam Prinsip Pembelajaran Masa Depan