Rindu Juara Siswa SD Musix yang Terobati, laporan Puspitawati, kontributor PWMU.CO Surabaya.
PWMU.CO – Siswa SD Musix ‘fight’ di atas panggung lagi setelah hampir dua tahun mengikuti perlombaan secara online.
Pada hari Kamis (10/2/2022) lima kontestan dari SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gadung Surabaya akhirnya kembali naik panggung untuk bertarung secara langsung dalam Lomba Pidato Bahasa Inggris tingkat SD se-Kota Surabaya.
Acara diadakan oleh majalah Nurani dalam Pameran Sekolah Islam Unggulan 2022 di Atrium Royal Plaza, (8-13/2/2022).
Kelima kontestan perwakilan SD Musix yang bertarung di perlombaan ini adalah Hikari Azkadina dari kelas IV C dengan judul Respecting Teachers; Athira Raesha Kamila kelas I ICP yang membawakan judul Teacher is Very Noble Profession on This World”.
Azka Kenzie Al Dimasyqi dari kelas II ICP dengan tema Teachers are Our Parents in School; dan Amara Khawla Soliymani dari kelas II ICP dengan judul pidato “The Teachers’ Hope”; dan Rizka Noor Rahmah, siswa kelas VI A ini membawakan tema The Importance of Respecting Teachers.
Mereka tampak antusias menunggu giliran untuk naik panggung. Kenzie mendapat giliran tampil pertama. Walaupun tampil duluan, dia sama sekali tidak terlihat gentar apalagi canggung.
Sementara itu Raesha mendapat urutan ke 5, Hikari naik ke panggung di nomor 7, Rizka harus maju di urutan ke 15, dan Amara mendapat giliran nomor 16. Kelima SD Musix tampil bagus dan memukau.
Keseruan di Belakang Panggung
Yang menarik ada tiga peserta yang berasal dari kelas I dan II. Ini pengalaman bermakna bagi mereka bisa lomba secara langsung. Bertatap muka dengan para kontestan dari sekolah lain.
Mereka tidak merasa takut atau bahkan grogi. Mereka tampak menikmati panggung dan terlihat enjoy. Sementara Hikari, siswa mutasi baru tahun 2021 ini mengaku bangga mendapat kesempatan untuk mengikuti lomba.
Walaupun ini pengalaman pertama mengikuti lomba, namun dia tidak merasa takut sama sekali. “Saya merasa senang dan mendapatkan banyak pengalaman dari lomba ini,” ujarnya. Dia menambahkan kesulitan pada saat berlatih adalah mengatur intonasi suara dan gerakan. Namun secara keseluruan sangat menyenangkan.
Rizka—peraih medali emas dalam ajang Olimpicad VI di Semarang tahun 2019—mengatakan lomba secara langsung lebih menantang dan menyenangkan daripada lomba online. Ada rasa takut, gemetar, pingin tampil yang terbaik campur menjadi satu, ucapnya lagi.
Dia menambahkan lomba kali ini adalah pengobat rindu baginya. Rindu untuk bisa langsung fight di atas panggung, rindu merasakan deg-degpser sebelum tampil. Dan rindu untuk tampil ke atas panggung menerima hadiah secara langsung.
Momen ini bukanlah lomba pertamanya, namun ini adalah pertama kali dia naik panggung lagi setelah hampir dua tahun lomba dilaksanakan secara online. Ketika hendak tampil, dia merasa mual, pusing, keringat dingin, dan lapar.
Ustadzah Aminah Dwi Inas Putri, pendamping lomba saat itu harus segera mencarikan makan untuk menghilangkan semua keluhannya. Alhamdulillah, setelah menghabiskan satu porsi nasi ayam krispi, Rizka—peraih medali emas di kategori story telling di ajang ME Aawards 2020 ini mendapat giliran tampil pada urutan ke-15.
Baca sambungan di halaman 2: Kehilangan Properti