PWMU.CO – Guru SDMM meraih prestasi juara I guru kreatif tingkat nasional FAI Got Talent 7 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang diumumkan secara online, Jumat (11/2/22).
Guru SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Nur Aini Ochtafiya SPd berhasil meraih prestasi dari program unggulan Fakultas Agama Islam (FAI) yang bersinergi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himaprodi PAI, PBA, PGMI, PESYA dan Ikatan Mahasiswa Alumni FAI Umsida.
Nur Aini Ochtafiya mengatakan untuk persiapan mengikuti lomba guru kreatif ini dia membaca petunjuk teknis (juknis) lomba yang diberikan panitia dengan seksama sehingga memahami apa yang diinginkan dewan juri.
“Adapun ide yang dijadikan topik pembelajaran berasal dari pengalaman mengajar sehari-hari bersama siswa di kelas II Ar Rasyid SDMM khususnya,” ujarnya.
Dia mengungkapkan ide utama pembuatan rencana program pembelajaran (RPP) terinspirasi dari siswa kelas II. Kegiatan apa saja yang terjadi di kelas, serta bagaimana caranya untuk tetap bisa menghadirkan pembelajaran yang bermakna di tengah pandemi.
“Kiat membuat RPP-nya diawali dengan belajar terlebih dahulu bagaimana menciptakan RPP dari sumber atau literatur terutama yang ada dalam akun Guru Belajar dan Berbagi Kemendikbud karena di sana adalah wadah sangat bagus untuk menambah wawasan guru agar terus belajar dan berkembang,” tuturnya.
Pembelajaran Hybrid
Fiya, sapaan akrabnya, menjelaskan dalam pembuatan video pembelajaran yang dikirim adalah sistem pembelajaran menggunakan hybrid learning dengan proses pembelajaran berdeferensiasi.
“Dalam proses editing-nya menggabungkan dua video, yakni video saat proses syncronous di hybrid class dan video pada saat proses asyncronous dengan take video di luar kelas,” katanya.
Dia memaparkan ini adalah hasil produk pembelajaran berdeferensiasi menyematkan video hasil produk beberapa siswa dalam memainkan alat musik.
Pembelajaran Kreatif
Fiya mengatakan proses belajar pembuatan RPP dan video pembelajaran harus ditingkatkan karena semakin belajar semakin banyak model pembelajaran kreatif yang bisa kita aplikasikan di kelas sehingga siswa terus bersemangat untuk tetap belajar.
“Saya sempat sakit beberapa hari menjelang final hingga hari-H final tapi sangat bersyukur karena masih berkesempatan untuk melanjutkan ke babak final. Saya mendapat motivasi dan doa dari orangtua, keluarga dan teman-teman guru SDMM sehingga ia tetap kuat meskipun menahan sakit batuk ketika final,” tuturnya.
Bahkan, lanjutnya, sempat juga panik ketika penjurian di babak final karena terkendala mati listrik. “Ketika memaparkan materi lampunya mati, tapi alhamdulillah dapat teratasi dengan baik,” ujarnya.
“Saya menyusun RPP dengan model pembelajaran berdeferensiasi, sehingga saya harus melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik terlebih dahulu yang meliputi kesiapan belajar siswa, minat belajar siswa dan profil belajar siswa.
Dalam pemetaan ini, sambungnya, melibatkan peran siswa dan juga orangtua. Setelah RPP disusun berkonsultasi dengan guru SDMM Rudi Purnawan MPd selaku kurikulum sebelum submit dokumen.
“Alhamdulillah saya mendapatkan masukan yang sangat berharga.”
Take Video
Fiya menjelaskan proses take video dilakukan di kelas pada hari Ahad setelah Pengajian Triwulan untuk yang asynchronous.
“Adapun yang syncronous menggunakan recording zoom saat pembelajaran hybrid. Proses menjadi finalis setelah mengumpulkan semua berkas Curriculum Vitae (CV), RPP, dan video,” jelasnya.
Babak Final
Fiya mengatakan panitia mengumumkan peserta yang masuk babak final. Ada enam peserta terbaik yang akan melaju di babak ini. Semua finalis dikumpulkan dalam satu Zoom panitia pada hari Jumat (11/2/2022) pagi. Kemudian mereka dimasukkan di breakout room berdasarkan divisi lomba.
“Dalam final, saya memaparkan CV kemudian menjelaskan tentang video yang telah saya ikirim. Lalu, saya diberi pertanyaan-pertanyaan terkait pembelajaran,” katanya.
Pertanyaan yang diberikan dewan juri, lanjutnya, adalah terkait capaian siswa dan refleksi (kekurangan dan kelebihan) serta rencana pengembangan ke depan.
“Saya sangat terharu ketika diumumkan sebagai juara I dalam lomba guru kreatif tingkat nasional ini,” ucapnya.
Ketika mengikuti lomba ini, sambungnya, dia terkesan dengan dua juri, Eni Fariyatul dari Umsida dan Dr Norhapizah dari Universiti Teknologi MARA Malaysia).
“Mereka berdua begitu sabar dan menghargai setiap jawaban yang diberikan oleh tiap finalis karena tadi di tengah-tengah babak penjurian yang sempat mati lampu sehingga zoom dari panitia juga terkendala. Panitia pun berinisiatif untuk melakukan videocall dengan para finalis dan dewan juri,” kenangnya. (*)
Penulis Ayu Triria Puspita Devi. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.