Teknik Jadi MC
Beberapa tehnik saat tampil menjadi pembawa acara dan MC disampaikan Budi. Yakni pertama penataan busana. Dia bercerita pernah suatu ketika akan membawa acara, di awal pemberitahuan dari pihak panitia, busana menggunakan beskap, saat tiba di lokasi ternyata memakai pakaian nasional (jas). Saat dikonfirmasi penitia lupa menghubungi ada perubahan kostum.
“Alhamdulillah untung saja rumah saya agak dekat jaraknya dengan lokasi, kurang lebih hanya 5 kilometer. Langsung saja istri saya telepon untuk menyiapkan jas dan anak saya mengantarkan ke lokasi acara,” ceritanya.
Setelah itu, lanjutnya, pengaturan mimik muka atau ekspresi, olah vokal, pengaturan intonasi, aksentuasi, strategi psikologis massa. “Jangan menggurui, menyudutkan pihak lain, atau menyombongkan diri,” pesannya.
Ia melanjutkan, lahir (bakat), lingkungan, dan latihan (3L) adalah faktor pembentuk speaker (pembicara). Jika 3L ini sudah terpenuhi maka masalah dalam public speaking akan teratasi.
Masalah Nervous
Masalah dalam public speaking yang sering terjadi yakni nervous (kecemasan), teknik public speaking, dan penguasaan materi. “Gejalanya detak jantung meningkat, lutut gemetaran, keluar keringat, pusing, mual, dan yang paling konyol lupa materi,” ujarnya.
Penyebabnya, kata Budi, bisa karena pengalaman pertama, suasana baru, merasa jadi pusat perhatian, merasa berbeda dan tidak percaya diri, trauma masa lalu, dan perasaan tidak siap tampil.
Oleh karena itu, sambung dia, cara untuk mengatasinya adalah dengan mempersiapkan dan melakukan latihan, mencari pengalaman, melakukan kegiatan fisik, dan menganggap demam panggung adalah hal yang wajar.
“Di rumah saya menyuruh istri dan anak saya duduk di depan, dan saya berbicara di hadapan mereka. Ini salah satu latihan yang saya lakukan. Jangan takut gagal, dengan latihan kita bisa maksimal,” tegas anggota MPS PDM Kabupaten Gresik ini.
Menurut dia, teknik public speaking yang perlu diperhatikan, yang pertama adalah variasi suara. “Jaga volume dan power suara. Jangan berbicara dengan nada datar,” ucapnya.
Kedua dan ketiga adalah ekspresi wajah. Jika berbicara pastikan mata tidak terpaku pada suatu benda, hindari menggeleng-gelengkan kepala dan biasakan tersenyum.
Yang terakhir, bahasa tubuh. Dalam suasana formal berdiri lebih baik daripada duduk, gunakan tangan untuk memegang alat bantu, berjalan mondar-mandir tidak dianjurkan.
“Seorang MC harus sehat jasmani dan rohani. Jangan mager, secara mental jangan baper dan jangan over. Nanti jadi eneg,” ungkapnya.
Baca sambungan di halaman 3: Strategi MC