Diskresi, menurut Nadjib adalah sebuah keniscayaan bagi kemajuan organisasi. Muhammadiyah yang kerap disebut sebagai organisasi modern atau gerakan tajdid, ruhnya ada pada keberanian pimpinannya dalam melakukan diskresi.
Diskresi, lanjut Nadjib, dalam bahasa agama adalah ijtihad. “Kalau dalam agama saja diperkenankan untuk berijtihad, kok dalam mengelola organisasi tidak berani melakukan diskresi, dipastikan akan terjadi kejumudan,” sindirnya. Tentu saja, tidak asal diskresi. “Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi,” pesan dia.
(Baca juga: Pentingnya Menjadi Mujahid Cyber di Era Informasi yang Bertabur Berita Hoax)
Mantan Sekretaris PWM Jatim itu juga mengaku pernah diserang orang-orang yang belum faham, gara-gara menyerukan pentingnya dilakukan diskresi ketika mengalami kebuntuan dalam penerapan pedoman organisasi. Ia kemudian menjelaskan argumentasinya, seraya mengutip dialog antara Nabi Muhammad dengan Sahabat Mu’ad bin Jabal.
Dijelaskan oleh Nadjib, ketika Rasulullah hendak mengutus Mu’ad bin Jabal ke Yaman untuk menjadi qadli di sana, Mu’ad ditanya oleh Rasulullah. “Dengan apa engkau akan memutuskan perkara?” Mu’ad menjawab tegas, “Dengan Kitabullah, al-Quran”.
(Baca: Indikator Sederhana Islam Berkemajuan: Toilet yang Bersih)
“Jika tidak ada dalam al-Quran?” Mu’ad menjawab singkat, “Dengan Sunnah Nabi atau al-Hadits,?”
“Jika tidak ada?” Mu’ad menjawab dengan mantap, “Aku akan berijtihad dengan akal fikiranku.”
Lalu Rasulullah mendekap dada Mu’ad seraya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah memberikan taufiq kepada utusan Rasulullah.” Sebuah ekspresi Rasulullah yang menandakan persetujuannya atas sikap Mu’ad.
(Baca: Ini 4 Fungsi Pimpinan di Muhammadiyah)
Dengan mengutip pernyataan seorang tokoh pembaruan Islam Muhammad Abduh, yang pernah menyindir bahwa umat Islam tidak maju karena terbelenggu oleh pikiran dan tindakannya sendiri yang kolot, tidak terbuka. “Nah, kalau itu juga kita warisi, maka semboyan Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah berarti hanya omdong, yakni omong doang,” kata dia, disambut tertawa para hadirin.
Ketua PCM Kebomas Slamet Dalhar menjelaskan, acara yang berlangsung di Masjid At-Taqwa, Giri, Kebomas, Gresik, itu dimaksudkan sebagai pembekalan pimpinan baru dalam rangka persiapan Rapat Kerja (Raker). Dihadiri seluruh Anggota PCM Kebomas, Pimpinan Majelis-Lembaga dan Ortom (Organisasi Otonom) tingkat cabang serta PRM se-Cabang Kebomas. Turut memberikan pidato sambutan, Ketua PDM Gresik Taufiqullah Ahmady. [MN]