PWMU.CO– Pelatihan Dakwah bil Medsos digelar Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur melalui Zoom selama dua hari, Sabtu-Ahad (12-13/2022).
Pelatihan mengangkat tema Dari Dakwah Kekinian untuk Fiqih Wanita Berkemajuan. Menghadirkan dua narasumber yaitu Wakil Ketua PWA Jawa Timur Dra Rukmini Amar dan content creator Yudistira. Acara diikuti oleh 105 peserta.
Yudistira, content creator Kitajugabisa memaparkan teknis membuat konten dan aplikasi apa yang biasa digunakan. ”Membuat konten tidak harus satu konten untuk satu penayangan namun konten prosesnya dapat didaur ulang. Artinya, satu konten dapat diunggah ke beberapa platform yang diinginkan asal tidak menghilangkan pesan yang ingin disampaikan,” katanya.
Lantas dia menjelaskan langkah-langkah membuat konten. Seperti proses pre produksi dengan mempersiapkan konsep atau skrip dan mempersiapkan alat. Dilanjutkan proses produksi yang perlu diperhatikan adalah tempat pengambilan gambar agar bisa bagus. Terakhir adalah post produksi yaitu editing dan finishing sebelum diunggah.
Sementara pembicara Dra Rukmini Amar dalam paparannya menyinggung makna albirru manittaqo. Albirru memiliki makna baik secara totalitas. Yaitu antara hubungan individu dengan Tuhannya, hubungan individu dengan sesama manusia, serta individu dengan alam sekitar.
Manitaqo memiliki arti kebajikan bagi orang yang bertakwa. Berarti albirru manittaqo secara umum memiliki tugas kebaikan secara totalitas, dengan keimanan yang terus menerus dilakukan menjadi sebuah keikhlasan.
”Albirru manitaqo merupakan sebuah rujukan dalam membuat kegiatan. Warga Nasyiah haruslah bersih karena sebagai perwujudan totalitas menjaga hubungan individu dengan yang ada di sekitarnya,” ujar Rukmini Amar yang mantan Ketua PDA Kota Malang.
Dihari kedua, para peserta mendapatkan review dari video dakwah yang secara serentak dibuat dengan menggunakan hastag #dakwahbilmedsos #dakwahvirtualaja #dakwahmilenial.
Review dilakukan dengan melihat satu-satu hasil dari para peserta mempraktikkan membuat video di Capcut. Dalam reviewnya, banyak peserta sudah dapat menggunakan aplikasinya dan bisa secara kreatif membuat konten dakwah yang bermanfaat.
Ketua Pelaksana Fazzat Azizah menjelaskan, dua hal yang melatarbelakangi pelatihan ini. Pertama. membaca perubahan zaman dalam berdakwah lewat medsos. Kedua, dalam berdakwah diharapkan memahami fikih tidak hanya menggunakan pendekatan burhani namun juga menggunakan pendekatan irfani,” katanya.
Ketua PWNA Aini Syukria menjelaskan, tema dari dakwah kekinian untuk fikih wanita berkemajuan adalah hukum yang akan meluas meliputi hablum minallah dan hablum minannas.
”Fikih akan berkembang, namun beberapa ada yang tidak dapat diubah. Fikih salah satu dasar dalam berdakwah, sementara dakwah adalah sumber pustaka dalam kehidupan,” ujarnya. (*)
Penting bagi Nasyiah untuk paham fikih. Kajian Islam juga sangatlah luas yang dapat diterapkan dalam beberapa bidang seperti bidang pendidikan, ekonomi, dan lain-lain. Sementara dakwah bermanfaat untuk diri sendiri dan masyarakat. ”Karena sebaik-baik manusia adalah dia yang bermanfaat untuk sesama,” tandasnya. (*)
Penulis Sindi Nur Diansyah Editor Sugeng Purwanto