PWMU.CO – Bertamu dan diterima dengan hangat ke rumah tokoh–seharusnya–bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Namun, bertamu ke rumah tokoh yang satu ini, berbeda ceritanya. Sang tamu hanya pernah melihatnya di media tanpa pernah ketemu secara langsung sebelumnya, tapi langsung diterima dengan hangat layaknya kerabat dekat.
Pengalaman itulah yang dirasakan kontributor PWMU.CO, Uzlifah, saat bertamu ke rumah Prof Ahmad Syafii Maarif, pekan lalu (7/1). Belum bertemu secara langsung sebelumnya, tapi langsung dipersilahkan masuk rumah tanpa “interograsi” macam-macam.
Berikut catatan Uzlifah bersama suami, Nugroho Hadi Kusuma, dan anak, Harakah El Muhammady/Haka, saat bertamu ke rumah tokoh yang berlokasi di Nogotirto, Sleman, Yogyakarta itu. Redaksi.
***
Untuk bertamu dan menemui Buya Syafii Maarif, saya dan keluarga, tentu saja ingin memberitahukan beliau agar berkenan diterima. Namun, pada Sabtu itu, 7 Januari, saya berulangkali menghubungi handphone beliau, ternyata tidak bisa berhubung. Yang kemudian saya tahu, saat itu Buya memang sedang dalam perjalanan dengan pesawat dari Medan ke Yogyakarta.
[Baca juga: Memberi Tak Harap Kembali: Kisah Nyata Ketika Din Syamsuddin Bertemu Seorang Ibu di Pesawat]
Karena terus gagal menghubungi, kami sekeluarga nekad saja: langsung menuju rumah Buya pada malam itu. Alhamdulillah, Buya dan istri ternyata sudah sampai rumah.
Setelah mengucapkan salam dari pagar rumah, kami langsung dipersilakan masuk rumah dan duduk di ruang tamu. Tentu saja kami merasa sangat bahagia diperlakukan seperti ini. Padahal biasanya sebelum dipersilakan masuk bertamu di rumah tokoh, harus melewati pertanyaan: siapa ini, apa keperluannya, dan sebagainya.
[Baca juga: Dalam Pro-Kontra Buya Syafii, Aku Kehilangan Banyak Bapak]
Tapi syarat “pertanyaan” itu tidak berlaku, karena Buya dan juga istri sepertinya sangat percaya pada tamu-tamunya. Saya langsung dipersilakan masuk rumah tanpa pertanyaan macam-macam.
Padahal saya tidak kenal Buya selain melihat atau membaca tulisan beliau di media, tidak pernah ketemu secara langsung sebelumnya. Kalaupun Buya sedang mengisi acara Muhammadiyah, baik di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) maupun Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), saya hanya bisa melihat beliau dari jarak yang jauh .
[Baca juga: Di Sel Tahanan, Buya Hamka Nyaris Putus Asa]
Ketika akan memasuki ruang tamu, anak saya, Haka, membuat ulah. Lazimnya anak kecil, Haka, langsung nggloyor masuk ke rumah Buya layaknya di rumah sendiri. Sebagai orang tua, saya pun berusaha menasehati anak saya agar lebih sopan karena berada di rumah orang lain.
Selanjutnya halaman 02