Kasih Sayang Allah 100 Persen oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO– Disebutkan dalam hadits riwayat Muslim.
عن إبى هريرة رضي الله عنه، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قالَ: إنَّ لِلَّهِ مِئَةَ رَحْمَةٍ أَنْزَلَ منها رَحْمَةً وَاحِدَةً بيْنَ الجِنِّ وَالإِنْسِ وَالْبَهَائِمِ وَالْهَوَامِّ، فَبِهَا يَتَعَاطَفُونَ، وَبِهَا يَتَرَاحَمُونَ، وَبِهَا تَعْطِفُ الوَحْشُ علَى وَلَدِهَا، وَأَخَّرَ اللَّهُ تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً، يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَومَ القِيَامَةِ. رواه مسلم
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Satu rahmat di antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah mengakhirkan 99 rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.”
Rahmah Allah
Rahmah Allah meliputi kasih sayang Allah kepada setiap makhlukNya tanpa kecuali. Kullu siwallahi makhluqun, semua selain Allah adalah makhluk yakni yang diciptakan oleh Allah. Allah menurunkan rahmahNya dengan menciptakan ciptaanNya, lebih istimewa adalah kepada manusia yang diciptakan dengan sebaik-baik ciptaanNya. Inilah kemudian yang membuat iri dan jengkel iblis kepada manusia.
Sudah tentu karena sebagai makhluk yang teristimewa manusia memiliki beban atau tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan semua yang ada di bumi ini. Maka jabatan manusia begitu istimewa pula yaitu sebagai khalifatullah fil ardl, sebagai wakil Allah di muka bumi.
Bukan secara fisik semata manusia tercipta dengan istimewa. Sesuai dengan fungsi di atas yaitu sebagai khalifah maka manusia dibekali dengan kemampuan yang istimewa pula. Bisa kita saksikan karya manusia saat ini dalam bidang teknologi, memiliki lompatan yang sangat dahsyat yang susah dipahami oleh sebagain besar manusia itu sendiri. Itulah di antara anugerah Allah yang wajib selalu disyukuri.
Seimbang memenuhi kebutuhan
Tak terelakkan bahwa manusia memiliki dua dimensi dalam kehidupannya, yaitu jasmani dan ruhani. Asupan ruhani harus selalu diberikan secara penuh karena hal itu sebagai wujud sandaran vertikal atau sandaran hati.
Hati (qalbun) dari sisi bahasa berasal dari kata qalaba yaqlibu bermakna bolak-balik, maka supaya gerakan hati lebih bernuansa ketenangan maka harus selalu disandarkan kepada Allah, yaitu dengan cara berdzikir kepada Allah dengan segala dimensinya.
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (ar-Ra’d: 28)
Dimensi dzikir di antaranya adalah taat dengan penuh keikhlasan, juga tawakkal dengan sepenuhnya kepada Allah sekaligus selalu berbaik sangka kepada Allah. Di situlah letak ketentraman hati. Bahwa hidup harus selalu bersandar kepada Allah secara penuh dan tidak bertendensi mengharapkan penghargaan dan kemuliaan dari manusia lainnya.
Rahmah Allah 100 Persen
Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الرَّحْمَةَ يَوْمَ خَلَقَهَا مِائَةَ رَحْمَةٍ فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً وَأَرْسَلَ فِي خَلْقِهِ كُلِّهِمْ رَحْمَةً وَاحِدَةً فَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ بِكُلِّ الَّذِي عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الرَّحْمَةِ لَمْ يَيْئَسْ مِنْ الْجَنَّةِ وَلَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ بِكُلِّ الَّذِي عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الْعَذَابِ لَمْ يَأْمَنْ مِنْ النَّارِ
Sesungguhnya Allah swt menciptakan rahmat, pada hari penciptaannya Allah swt menciptakan 100 rahmat, kemudian Dia menahan di sisiNya 99 rahmat, dan melepaskan untuk seluruh ciptaannya satu rahmat. Jadi jika orang kafir mengetahui seluruh rahmat yang ada pada sisi Allah swt, maka dia tidak akan putus asa dari (mendapatkan) surga, dan jika seorang yang beriman mengetahui seluruh bentuk azab yang ada pada sisi Allah swt, maka dia tidak akan merasa aman dari neraka. (HR Bukhari)
Semua yang ada dan kita rasakan pada diri kita adalah kasih sayang Allah. Selanjutnya bagaimana manusia merawat kesetiaannya kepadaNya dengan kasih-sayangNya tersebut.
Adakalanya manusia berusaha melepaskan diri kemudian menganggap dirinya memiliki kemampuan, kemudian ia tidak mau secara 100 persen menerima bahwa semua yang ada pada dirinya adalah dari Allah, maka jadilah ia mengatur dirinya menurut selera pribadi, dan tidak peduli aturan Allah dalam hal tertentu itu. Padahal kasih sayang Allah 100 persen padanya.
Syariat Allah, RahmahNya yang terbesar
Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan syariatNya kepada manusia merupakan wujud kasih sayang Allah yang terbesar, karena manusia sehebat apapun dan bergelar akademik tertinggipun tidak akan mampu merumuskan teori sendiri untuk mengatur kehidupan masyarakatnya.
Allah menurutkan syariatNya dalam rangka memberikan ketentuan kepada manusia agar manusia tidak bersusah-susah untuk membuat rumusan teori tentang problem kehidupan masyarakat. Sehingga tidak perlu kemudian manusia bersibuk-sibuk merumuskan konsep kehidupanya sendiri, karena semua itu telah disediakan secara sempurna oleh Allah.
Karena itu di dalam syariat itu pasti mengandung kebenaran universal yang dapat berlaku bagi setiap manusia, dan nuansa yang ada di dalamnya adalah asas manfaat dan berdimensi keadilan bagi semuanya tanpa terkecuali.
۞شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحٗا وَٱلَّذِيٓ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ وَمَا وَصَّيۡنَا بِهِۦٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓۖ أَنۡ أَقِيمُواْ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُواْ فِيهِۚ كَبُرَ عَلَى ٱلۡمُشۡرِكِينَ مَا تَدۡعُوهُمۡ إِلَيۡهِۚ ٱللَّهُ يَجۡتَبِيٓ إِلَيۡهِ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِيٓ إِلَيۡهِ مَن يُنِيبُ
Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (asy-Syura: 13)
Jadi kurang apa Allah kepada kita umat manusia ini? Apa yang tidak diberikan dan disediakan oleh Allah? Masihkah kita bersandar kepada Allah dan sekaligus mengakui bahwa kita juga hebat, sehingga butuh pengakuan orang lain?
Kita hanyalah ibarat serpihan dari sebutir pasir di pantai yang tidak berarti sama sekali, yang mudah dihempaskan oleh ombak lalu hilang kemana arahnya. Kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, tidak ada dan tidak perlu ada yang bisa kita banggakan dalam diri ini, yang hebat dan luar biasa itu hanya Allah subhanahu wa taala dengan kasih sayangnya yang tak bertepi. Mari tundukkan hati hanya kepadanya secara penuh! Wallahu a’lam. (*)
Editor Sugeng Purwanto
Kasih Sayang Allah 100 Persenadalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 12 Tahun XXVI, 19 Februari 2022/11 Rajab 1443