PWMU.CO – Tali-temali hingga vlog warnai kemah HW. Dengan atribut lengkap beserta tongkat digenggam, siswa kelas VIII SMP Muhammdiyah 4 Surabaya mengikuti perkemahan di Kompleks Pendidikan Muhammadiyah Gadung Surabaya, Jumat-Sabtu (18-19/2/22).
Cuaca yang semula cerah berubah menjadi berawan gelap. Pukul 13.00 WIB tepat, hujan deras mengguyur. Peserta kemah HW yang sudah siap melaksanakan upacara pembukaan itu pun kembali ke gedung sekolah. Mereka terpaksa melakukan upacara pembukaan di aula sekolah. Itulah yang terjadi ketika mereka akan melaksanakan pembukaan Kemah HW.
Upacara pembukaan yang berdasarkan jadwal mulai dilaksanakan pukul 13.00 WIB terpaksa harus diundur. 30 menit berselang, upacara pembukaan dilaksanakan. Dengan pendampingan dari guru dan karyawan, upacara pembukaan itu digelar. Pembina HW yang berjumlah 5 orang turut memandu pembukaan itu hingga tuntas.
Berlatih Simpul Tali-Temali
Setelah hujan reda, peserta kemah HW diarahkan untuk kembali ke lapangan. Mereka melakukan praktik tali-temali yang selama ini kurang maksimal dilakukan ketika pembelajaran daring. Tidak jarang pula siswa kesulitan mengikuti instruksi yang diberikan oleh pembina HW.
“Tadi mbulet sendiri. Ngelakuinnya udah bener, tapi jadinya salah simpul. Pasti ada salah langkah,” ujar Nabila Nanda Listia, salah satu peserta kemah HW.
Pembina HW Yogi Prasetya mengatakan latihan simpul tali-temali ini memang menjadi salah satu kegiatan inti pada kemah HW tahun ini. Kegiatan yang bertemakan Meningkatkan Karakter Pelajar Muslim Yang Berkemajuan di Segala Bidang ini menuntut siswa untuk mahir berbagai simpul sederhana dan mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.
“Tadi siswa juga kami arahkan untuk membuat tandu sederhana dengan simpul tali yang sudah mereka pelajari,” tuturnya.
Api Unggun Pererat Kerja Sama
Di tengah suasana dinginnya malam, 41 peserta kemah HW berkumpul di lapangan. Mereka mengelilingi api unggun yang sebelumnya telah dinyalakan Pembina HWAsep Saputro. Sebelum menyalakan api unggun, dia berpesan kepada peserta kemah HW bahwa api unggun bukan untuk disembah melainkan sebagai pertanda serta cerminan semangat juang peserta HW.
“Semangat juang itu tumbuhkan dalam karya nyata. Wujud aksi untuk membantu sesama,” tambah tambahnya.
Dia memaparkan pada sesi api unggun, peserta kemah HW menampilkan karyanya. Peserta yang dibagi per kelompok berdasarkan jenis-jenis warna ini kompak tampilkan karya terbaiknya. Dengan terangnya api unggun, mereka menyaksikan tiap tampilan yang disuguhkan.
Jelajah Pagi
Tiupan peluit dari kakak pembina memecah keheningan selepas subuh. Bunyi itu merupakan tanda bahwa peserta HW harus segera berkumpul di lapangan. Derap langkah siswa yang berlarian kompak membentuk formasi kelompok. Pukul 05.30 tepat siswa sudah siap berbaris rapi.
“Tolong persiapkan satu HP untuk penjelajahan. Dokumentasikan perjalananmu dan buat seperti travel vlogger,” ujar Faizal Anas Aditya, Pembina HW
Dalam penjelajahan pagi itu, peserta HW tidak hanya memecahkan teka-teki dan menjawab pertanyaan saja, melainkan juga diharuskan membuat vlog tentang perjalanan mereka pagi itu.
“Semua vlog dari peserta nanti dilombakan. Akan dipilih satu karya terbaik,” ujar Laili Rahmi, Kaur Kesiswaan.
Outbound Asah Teamwork
Setelah istirahat selepas melaksanakan jejalah pagi, peserta HW kembali menuju lapangan. Iringan peluit tanda mereka harus berkumpul sudah ditiup. Derap langkah mereka kembali ramaikan lapangan. Mereka tetap membentuk formasi sesuai kelompok. Ada tiga permainan yang akan mereka mainkan pada outbound kali ini.
“Ada lifting flour adaptasi dari permainan lifting water, pecah balon, dan injak karung. Semuanya butuh kerja sama tim karena di situ poin yang ingin kami asah,” ujar Yogi Prasetyo, Pembina HW.
Secara bergantian, setiap kelompok memainkan game. Setiap game yang mereka mainkan harus kolektif. Tidak boleh ada satu anggota kelompok pun yang terpisah sepanjang game dilakukan. “Meskipun baju jadi putih semua karena terkena tepung, tapi permainannya seru. Butuh strategi buat menangkan permainan,” ujar Risma Indri Astutik.
Peserta Terbaik Kemah HW
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kegigihan peserta kemah, panitia Kemah HW juga memberikan penghargaan kepada peserta terbaik. Kategori yang ditentukan adalah peserta terbaik laki-laki dan perempuan. Apresiasi itu diberikan ketika upacara penutupan dihelat.
“Penghargaan untuk peserta terbaik laki-laki kami berikan kepada Bagaskara Perdana Putra Wijaya sedangkan peserta terbaik perempuan kami apresiasikan kepada Qurina Dewi Baroro,” tutur Asep Saputro ketika memberikan amanat dalam penutupan kemah HW.
Penghargaan yang diberikan itu sudah melalui berbagai kriteria, misalnya kedisiplinan peserta, keaktifan ketika mengikuti kegiatan, dan peran yang signifikan dalam kelompok.
“Insya Allah semua sudah ada parameter dan indikator yang jelas dalam penilaian peserta terbaik,” tambah Laili Rahmi.
Peserta terbaik Qurina Dewi Baroro menyatakan kegembiraannya. Dia tak menyangka dapat menyabet gelar sebagai peserta terbaik Kemah HW 2022. Menurut siswa yang juga penyuka kucing ini, penghargaan itu ia persembahkan untuk anggota kelompoknya.
“Ini merupakan kerja tim. Tanpa teman-teman, saya tidak mampu raih penghargaan ini,” tambahnya. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.