PWMU.CO– 10 langkah menjaga anak sukses sesuai zamannya disampaikan oleh Mr. Nafik Palil, CEO The Naff Education Training Consulting Indonesia dalam acara parenting di SD Muhammadiyah 11 (SD Muhlas) Surabaya, Sabtu (19/2/22).
Alumni S3 Universitas Negeri Surabaya ini menyampaikan tiga fase mendidik anak menurut Ali bin Abi Thalib. Fase pertama usia 0-7 tahun perlakukan anak seperti raja.
”Pada fase ini, anak baru bisa belajar dengan melihat sikap orangtuanya. Jika orang tua memberikan kasih sayang dan memperlakukannya dengan lembut maka kelak mereka akan tumbuh menjadi orang yang lembut dan penyayang juga,” katanya.
Menurut dia, cara terbaik untuk mendidik anak pada tahap ini menurut Ali bin Abi Thalib adalah melayani dengan sepenuh hati dan tulus.
”Karena banyak hal kecil yang kita lakukan setiap hari akan berdampak sangat baik bagi perkembangan perilaku anak. Catatan yang harus diingat oleh orangtua, jangan pernah membentak, mencubit, bahkan memukul anak di usia ini. Karena bisa melemahkan beberapa ribu saraf anak sehingga membuat perkembangan anak kurang baik,” ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, orangtua juga harus tidak memanjakan anak dan tetap tegas pada hal-hal tertentu.
Fase Tawanan
Fase kedua usia 8-14 tahun, perlakukan anak sebagai tawanan. Fase ini anak sudah harus ditanamkan hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Seperti mengerjakan shalat lima waktu, baca al-Quran.
Pada fase ini, kata dia, orangtua coba buat schedule 24 jam untuk menanamkan disiplin ke anak. Menjelang malam hari sebelum tidur dievaluasi.
Fase ketiga usia 15-21 tahun, perlakukan anak sebagai sahabat. Pada tahap ini anak secara umum sudah memasuki akil baligh. Orangtua harus mampu memosisikan diri sebagai sahabat juga teladan yang baik secara bersamaan. Orangtua juga harus membangun kesadaran anak bahwa mereka sudah memasuki usia akil baligh.
”Pada masa ini, selain mengalami perubahan fisik, anak juga mengalami perubahan mental, spiritual, sosial budaya, dan lingkungan yang memungkinkan timbulnya masalah yang harus mereka hadapi,” tuturnya.
Ditegaskan, orangtua harus mampu memosisikan diri sebagai sahabat agar anak mau terbuka dan bercerita mengenai apa yang sedang mereka hadapi untuk kemudian mencari solusi bersama.
Orangtua juga bertugas mengawasi anak tanpa disertai sikap yang otoriter agar anak tidak merasa terkekang serta mendoakan untuk kebaikan dan keselamatan anaknya. Dengan begitu anak akan merasa disayangi, dihargai, dicintai dan tumbuh percaya diri dan menjadi pribadi yang kuat sehingga senantiasa mampu melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.
10 Langkah
Nafik Palil menutup materi dengan memberikan 10 langkah menjaga anak sukses sesuai zamannya
1. Kenali karakter, potensi, bakat dan minatnya.
2. Tentukan model pendampingan yang cocok.
3. Rancang suasana di lingkungan rumah yang mendukung.
4. Buat kejutan untuk membangkitkan suasana hatinya.
5. Fasilitasi ornamen yang membangkitkan gairah belajar.
6. Sisihkan waktu untuk mendampingi.
7. Perkaya referensi untuk memperkuat stimulasinya.
8. Tentukan aturan dan sepakati dengan bahasa yang dimengerti.
9. Rayakan setiap hasil karya, sekecil apapun.
10. Doakan setiap mau tidur, sehabis shalat, mau berangkat ke sekolah, bahkan mau berangkat ke manapun.
Dua Tahap
Kegiatan parenting di SD Muhlas sudah diprogramkan setiap tahun dua tahap. Tahap pertama parenting kelas kecil (I, II dan III) diadakan pada bulan November 2021. Acara Sabtu tahap kedua dihadiri 130 tamu undangan perwakilan wali murid kelas IV, V, dan VI.
Hadir pula Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sutikno SSos, Ketua Majelis Dikdasmen Dr Izza Anshori ST MT, Ketua Komite Dra Rahmi Aprilawati MM, Kepala SMP Muhammadiyah 11, Kepala TK Aisyiyah se-Kecamatan Krembangan serta pengurus perwakilan Aisyiyah Krembangan Surabaya.
Ketua PCM Krembangan Sutikno mengapresiasi kepala sekolah, guru dan orangtua murid yang senantiasa bersinergi dalam pengembangan sekolah dan mempersiapkan siswa menjadi generasi yang berkemajuan dan berakhlak mulia.
Diakhir sambutannya Sutikno memotivasi bahwa jika semua stakeholder yaitu Majelis Dikdasmen, Guru, Kepala Sekolah dan orangtua selalu bersinergi dengan baik maka dijamin perkembangan sekolah akan terus meningkat, begitu jika sebaliknya jika semua stakeholder tidak ada kerjasama yang baik, maka tunggu tanggal mainnya sekolah akan tenggelam digilas oleh perkembangan jaman. Tambahnya.
Penulis Muriyono Editor Sugeng Purwanto