Ketua Umum Baru OPPKM Dilantik, Ubah Kesederhanaan Jadi Keistimewaan, laporan Zulfatus Salima, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Farah Adilah Hasan resmi menyerahkan jabatannya sebagai Ketua Umum Organisasi Pelajar Pondok Karangasem Muhammadiyah (OPPKM) kepada Fatikha Fajriyah untuk masa bhakti 2022/2023 di Aula KH Abdurrahman Syamsuri, Kamis (17/02/2022).
Pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Unit Pondok Karangasem Hasan Ubaidillah SPdI MPd yang disaksikan oleh ustadz-ustadzah dan seluruh santri Ponpes Karangasem, Paciran, Lamongan.
Hasan Ubaidillah mengatakan menjadi pengurus pondok adalah amanah yang tidak mudah. Maka dari itu hanya orang-orang terpilih yang diberikan amanah tersebut.
“Saya katakan selamat untuk anak-anakku yang hari ini telah dilantik. Ini adalah amanah yang tidak mudah dan berat tapi bukan berarti tidak bisa untuk dijalankan. Jadi, hanya orang-orang pilihan yang diberikan Amanah ini. Sedangkan yang tidak jadi, jangan berkecil hati karena kalian juga mendapatkan tugas untuk memantau santri lainnya di kamar,” ucapnya.
Farah Ketua Umum OPPK 2021/2022 dalam sambutannya berpesan agar pengurus baru dapat melanjutkan estafet kepemimpinan dengan baik dan amanah.
“Untuk OPPK pengurus baru, selamat mengemban amanah. Lanjutkan estafet kepemimpinan sebagai pengurus yang amanah,” ujarnya.
Dia melanjutkan, “Apabila ada hal-hal yang baik dari periode kami, lanjutkanlah. Dan hal-hal yang menuju negatif maka hilangkan. Karena kami hanya manusia yang memiliki kekurangan dan tak luput dari kesalahan. Maka dari itu ambil yang baik-baiknya dan buang buruknya,” pesannya.
Kesederhanaan Jadi Keistimewaan
Sedangkan Fatiya, sapaan akrab Ketua Umum OPPK 2022/2023 menjelaskan ia dan pasukannya siap untuk menjalankan amanah baru untuk satu tahun ke depan.
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, kami selaku pengurus baru siap untuk menjalankan tugas untuk satu tahun kedepan. Semoga bisa menjadi lebih baik untuk Pondok Karangasem ini,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan visinya dalam menjalankan amanah satu tahun ke depan. Fatiya ingin mewujudkan suatu kesederhanaan menjadi suatu keistimewaan. Hal tersebut menurutnya dapat dilakukan dengan menerapkan kebiasaan kecil menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan. Sehingga dari visinya tersebut hanya bisa dilakukan dengan bantuan para santri secara keseluruhan.
“Dari suatu kesederhanaan yang terus-menerus dilakukan, nantinya akan menuju ke hal yang istimewa. Misalnya saja dengan ‘mewajibkan’ shalat sunnah rawatib. Sebenarnya kan ini hal yang sederhana tapi pahalanya istimewa dan kalau dilaksanakan rutin setiap hari bisa menjadi kebiasaan sehingga santri tidak melaksanakan shalat rawatib ini seperti ada yang kurang,” jelasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni