Kunci-Kunci Menghafalkan Al-Quran, laporan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Ustadz Sudiono SAg memaparkan kunci-kunci menghafalkan al-Quran kepada siswa SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik pada kegiatan Tahfidh Day, yang dilaksanakan melalui Zoom Cloud Meetings, Sabtu (19/02/22).
Pada mulanya Ustadz Sudiono menjelaskan kunci kesuksesan sebuah pendidikan adalah pada sinergitas orangtua, siswa, dan guru. Pria yang hafal 30 juz al-Quran ini menganalogikan ketiga komponen tersebut sebagaimana lampu, aliran listrik, dan sakelarnya.
“Anak seperti lampu, orangtua seperti aliran listrik, dan guru adalah sakelar listrik. Lampu bisa hidup jika ada aliran listrik dan juga sakelarnya dihidupkan. Artinya tiga komponen ini harus saling menguatkan,” terangnya.
Ustadz Sudiono juga mengingatkan pentingnya seorang guru menjiwai perannya sebagai pendidik. Agar tidak sekadar mengajar.
“Ada nasihat yang sangat menarik. Bahwa metode itu penting. Tapi seorang guru itu lebih penting dari pada metode. Dan jiwa seorang guru lebih penting dari pada materinya. Yaitu mengajar sekaligus menjiwai dan mendoakan,” paparnya.
Pria yang menjuluki dirinya sebagai al-faqiir khuwaidimul Quran (orang yang fakir yang mendedikasikan dirinya untuk al-Quran) ini juga memperingatkan tentang fenomena manusia kebanyakan saat ini yang lebih dekat kepada gadget daripada kepada al-Quran. Dia lalu mengutip Surat al-Furqon: 28-30.
“Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku), sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (al-Quran) ketika (al-Quran) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia. Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan.”
“Fulan di sini tidak hanya manusia, tapi bisa gadget, yaitu televisi, HP, laptop, dunia media sosial. Yang bisa melalaikan kita dari al-Quran. Coba lebih banyak mana kita buka hp atau al-Quran? Tentu lebih banyak kita buka HP. Dan ini sudah diprediksi oleh Rasulullah SAW,” terangnya.
Kunci Menghafal Al-Quran
Ustadz yang telah menguasai ilmu bacaan-bacaan al-Quran yang dikenal dengan Qiraah Asyarah ini menjelaskan tentang kunci-kunci menghafal al-Quran.
Kunci pertama dalam menghafal al-Quran adalah hubbul Quran: mencintai al-Quran. Beliau juga memberi tahu cara bagaimana caranya jika kita belum mencintai al-Quran.
“Bagaimana kita bisa mencintai al-Quran? Kita berdoa, karena hati kita milik Allah. Maka Allah lah yang bisa membolak balikkan hati kita,” terangnya.
Ustadz Sudiono menguatkan penjelasannya dengan mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani, “Didiklah anak-anakmu atas tiga hal: mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya, dan membaca al-Quran.”
Ustadz yang sehari-hari mengasuh Pondok Pesantren Tahfidh Al-Quran di Madura ini menjelaskan ciri-ciri orang yang mencintai al-Quran di antaranya yang pertama yaitu asy-syauqu ilaih: kangen/rindu kepadanya (al-Quran).
“Sehingga kalau kangen, maka ia akan sering mendatangi al-Quran (katsratul ruju’)” jelasnya.
Tanda kedua yaitu katsratul ruju’ sering mendatangi Al-Qur’an.
Tanda ketiga yaitu al-farhu biliqa’ih (senang melihat Al-Qur’an), sebagaimana kita suka melihat kekasih kita.
“Pertanyaannya? Apakah kita ketika melihat al-Quran senang apa nggak? Tapi seringnya kita kalau ditanya cinta apa nggak sama al-Quran, kita menjawab cinta sama al-Qur’an. Tapi Buktinya apa?” tuturnya.
Tanda keempat bahwa kita mencintai al-Quran adalah akan duduk berlama-lama dengan al-Quran (al-julus ma’ahu awqatan thawilatan).
“Tidak terasa berlama-lama dengan al-Quran. Satu jam, dua jam membaca al-Qur’an. Itulah kenapa para ulama terdahulu bisa selesai baca Al-Qur’an bisa khatam bahkan sehari bisa tiga kali, maka sama dengan kita saat ini yang dengan HP,” ujarnya.
“Kalau sudah bahagia dengan al-Quran, dia akan mengikuti apapun yang diperintahkan oleh al-Quran (tha’atuhu amran aw Nahyan). Inilah tanda kelima bahwa seseorang mencintai al-Quran,” jelasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Kunci Kedua dan Seterusnya