Praktik Baik Kepala Sekolah Penggerak Ini Menginspirasi, laporan Ria Pusvita Sari, Pelatih Ahli Program Sekolah Penggerak, Kepala SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik.
PWMU.CO – Siang itu ruang Lontar 4 Hotel Aston GKB Gresik ramai dengan yel-yel peserta Penguatan Komite Pembelajaran (PKP) 2, Sabtu (19/2/2022).
Peserta di ruangan tersebut adalah kelompok Gresik 4 yang terdiri dari pengawas, kepala sekolah, dan guru dari beberapa sekolah penggerak di Kecamatan Driyorejo, Menganti, dan Kedamean.
Keriuhan itu mendadak sunyi saat Nurul Huda SPd SD mulai bercerita praktik baiknya, sebagai Kepala UPT SDN 144 Gresik. “Ketika saya datang pada tahun 2014, sekolah ini siswanya 380 anak, dengan jumlah meja kursi hanya 19 yang sesuai SPM dan 361 yang tidak sesuai SPM,” ungkapnya mengawali cerita.
Ia menambahkan, ruang kelas yang ada dalam kondisi rusak berat. Printer dan komputer pun hanya satu dan dalam kondisi rusak. “Sarana prasarana sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Tantangan yang dihadapi Nurul Huda saat itu adalah memenuhi sarpras sesuai SPM (standar pelayanan minimal), tanpa mengganggu dana BOS (bantuan operasional sekolah). “Maka saya yang waktu itu merangkap sebagai OPS berupaya keras bagaimana harus memenuhi dan menyelesaikan tantangan itu,” kata dia.
Semua peserta tampak fokus menyimak cerita Nurul Huda. Sebagian besar tampak tak sabar ingin tahu apa yang dilakukan kepala sekolah tersebut untuk menyelesaikan tantangan. “Trus.. Trus?” ujar salah satu peserta yang tak sabar ingin tahu kelanjutan ceritanya.
Langkah Awal
Langkah pertama yang ia lakukan adalah memperbaiki data. “Upgrade data dapodik dan PD Seru. Saya isikan data sesuai kondisi riil,” tegasnya.
Bagi Nurul Huda, memetakan data memang bukan hal yang mudah, namun ia bertekad keras untuk memperbaiki sekolah dengan kekuatan data. Banyak pertanyaan yang harus ia jawab dengan menjelaskan bukti riil kondisi sekolahnya. “Alhamdulillah akhirnya terbaca oleh Dinas Pendidikan,” ujarnya penuh syukur.
Pada tahun 2017 ia mendapat bantuan 300 set meja kursi sesuai SPM. Tak hanya itu, tahun 2018 ia mendapat kiriman 70 set meja kursi lagi.
“Juga pembuatan dek lantai dua tahun 2017. Tahun berikutnya mulai membangun dua rombel baru berdasar data yang telah diisikan,” kisahnya.
Nurul Huda juga mengaku lega karena ternyata data dapodik terbaca di pemerintah pusat sehingga ia mendapat bantuan renovasi 2 rombel. “Ini bantuan langsung dari pusat ke sekolah,” tegasnya.
Selain itu, lanjutnya, ada juga bantuan sanitasi berupa 7 toilet. “Tahun 2019 kami mendapat tambahan guru CPNS untuk memenuhi kekurangan guru PAI (Pendidikan Agama islam),” ungkapnya tersenyum. Para peserta pun serentak memberikan tepuk tangan atas capaian Nurul Huda.
Baca sambungan di halaman 2: Cerita Praktik Baik dengan Konsep STAR
Discussion about this post