Inilah sang Penyusup Acara Roadshow Jatim Satu, laporan Zulfatus Salima, kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Roadshow Milad Ke-6 PWMU.CO di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Lamongan, Sabtu (19/2/2022) berlangsung meriah.
Di tengah-tengah sekitar 100 kontributor PWMU.CO yang hadir tampak di sudut seorang perempuan memakai baju batik hitam kombinasi putih dengan kerudung hitam. Bersepatu kets putih, menambah kesan rapi pada dirinya.
Dia serius mendengarkan narasumber berbicara. Dia rajin mencatat materi. Sesekali dia memotret slide. Semangatnya dalam mengikuti acara demi acara luar biasa. Tidak sama sekali ia merasa kantuk di ruangan.
Padahal beberapa peserta di sebelahnya ada yang mulai kelelahan. Suasana ruangan yang panas pun tidak melunturkan semangatnya untuk mendengarkan materi.
Dia sendiri sebenarnya kelelahan karena perjalanannya menuju lokasi acara banyak rintangan. Dengan mata berbinar, dia bercerita perjalanannya tidak semudah yang dibayangkan karena harus melewati daerah bekas banjir di Pucangro, antara Kalitengah-Karanggeneng.
Beruntungnya ia ikut temannya yang membawa mobil sehingga tidak terlalu berbahaya dan masih bisa merasakan ‘nikmat’ rasa kantuknya.
Dia adalah Ummi Shofiyah. Wanita asal Sidoarjo itu kini mengabdi di Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan sekaligus kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) ponpes tersebut. Shofi, sapaan akrabnya, mengaku butuh membangun rasa percaya diri agar berani untuk menulis.
“Pengen banget berani buat nulis dan disebar tulisannya. Karena selama ini beraninya cuma di blog pribadi aja. Itupun baru-baru ini buat blognya. Karena saya kurang percaya diri,” ucapnya.
Sang Penyusup
Shofi bukan termasuk kontributor PWMU.CO, alias ‘penyusup’ acara roadshow tersebut. Dia saya ajak karena punya kemauan kuat untuk menulis. Bahkan dia rela meninggalkan dua mata kuliah demi mengikuti acara ini.
Mahasiswa yang masih kuliah semester dua ini menyampaikan kalau materi yang diikuti di roadshow ini tidak ada di bangku kuliah dan akan banyak sekali manfaatnya.
“Karena kuliahku Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) jadi nggak ada materi tentang sastra seperti sekarang ini. Jadi tidak apa-apa sesekali izin kuliah karena masih pertemuan pertama. Kan bermanfaat juga,” terang perempuan kelahiran tahun 2000 itu dengan tersenyum malu.
Kesan Shofi pada acara ini adalah kuatnya rasa kekeluargaan. Hal itu tampak dari banyaknya makanan khas yang berasal dari berbagai daerah. Baik dari Lamongan, Gresik, Bojonegoro, mapun Surabaya, yang dihidangkan di meja.
Shofi juga memperhatikan semua orang saling bertegur sapa dan hampir seluruhnya kenal dengan satu sama lain. Bahkan, meski dia ‘penyusup’ tapi berhak mendapatkan doorprize dengan kategori belum memiliki anak. “Bagaimana memiliki anak, kalau pasangan saja ia belum punya,” ujarnya. Ha-ha-ha …! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni