![Prima Mari Kristanto penulis Jejak Khilafah.](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2020/08/IMG-20200528-WA0006-1-1-1.jpg?resize=1024%2C669&ssl=1)
Muhammadiyah dan Budaya
Muhammadiyah memiliki pandangan perihal seni budaya yang tertuang antara lain dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammmadiyah (PHIWM) yang merupakan hasil keputusan Muktamar Ke-44 Muhammadiyah tahun 2000 di Jakarta, serta Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor: 138/KEP/I.0/B/2014 tentang Tanfidz Keputusan Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih XXVII.
Muhammadiyah memandang seni budaya tidak bertentangan dengan Islam karena Islam adalah agama fitrah, yaitu agama yang berisi ajaran yang tidak bertentangan dengan fitrah manusia, Islam bahkan menyalurkan, mengatur, dan mengarahkan fitrah manusia itu untuk kemuliaan dan kehormatan manusia sebagai makhluk Allah.
Rasa seni sebagai penjelmaan rasa keindahan dalam diri manusia merupakan salah satu fitrah yang dianugerahkan Allah SWT yang harus dipelihara dan disalurkan dengan baik dan benar sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
Berdasarkan keputusan Munas Tarjih Ke-22 tahun 1995 bahwa karya seni hukumnya mubah (boleh) selama tidak mengarah atau mengakibatkan fasad (kerusakan), dlarar (bahaya), isyyan (kedurhakaan), dan ba’id `anillah (terjauhkan dari Allah). Maka pengembangan kehidupan seni dan budaya di kalangan Muhammadiyah harus sejalan dengan etika atau norma-norma Islam sebagaimana dituntunkan Tarjih tersebut.
Seni rupa yang objeknya makhluk bernyawa seperti patung, termasuk wayang hukumnya mubah bila untuk kepentingan sarana pengajaran, ilmu pengetahuan, dan sejarah, serta menjadi haram bila mengandung unsur yang membawa `isyyan (kedurhakaan) dan kemusyrikan.
Seni suara baik seni vokal maupun instrumental yang menjadi iringan dalam pagelaran wayang bagian dari seni sastra, dan seni pertunjukan pada dasarnya mubah (boleh) serta menjadi terlarang manakala seni dan ekspresinya baik dalam wujud penandaan tekstual maupun visual tersebut menjurus pada pelanggaran norma-norma agama.
Setiap warga Muhammadiyah baik dalam menciptakan maupun menikmati seni dan budaya selain dapat menumbuhkan perasaan halus dan keindahan juga menjadikan seni dan budaya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai media atau sarana da’wah untuk membangun kehidupan yang berkeadaban. Menghidupkan sastra Islam sebagai bagian dari strategi membangun peradaban dan kebudayaan Muslim.
Baca sambungan di halaman 3: Mubah selama Tidak Ada Larangan