PWMU.CO– Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur menjadi hal yang perlu diperhatikan. Hal tersebut direspon oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unmuh Jember dalam acara Seminar Nasional dan Call for Paper yang dilaksanakan secara daring, Selasa (22/2/2022).
Mengangkat tema Strategic Management and Analysis Millenial Society 5.0, acara tersebut dihadiri oleh enam pemateri. Di antaranya guru besar manajemen Prof Dr Siswoyo Haryono MM MPd dari UMY, Dr Heri Wijayanto MM MKom dari Unmuh Ponorogo, Dr Hanis Hermawan MM dari Unmuh Jember, Dr Parman MM dari Unmuh Pare-pare, Dr Yulist Rima FIandari SP MM dari UMM, dan Sagita Ika dari praktisi pendiri Dsavior Body Care.
Pemasaran digital yang terjadi bersamaan pandemi covid-19 justru semakin meningkat. Hal ini diutarakan oleh Dr Yulist Rima Fiandari SP MM saat pemaparan materinya.
Menurut Yulist, strategi marketing bisa dilakukan dengan metode hybrid marketing dengan memperhatikan faktor-faktor seperti tingkat pelayanan, konflik pasar. Tak hanya itu, hybrid marketing dapat mencakup lebih luas dan lebih terintegrasi, kemudian sudut pandang manajer akan menjadi pertimbangan penerapan hybrid marketing.
Teori hybrid marketing tersebut sudah banyak digunakan oleh para pengusaha-pengusaha skala kecil maupun luas. Salah satunya oleh pendiri D’savior Body Care, Sagita Ika Indriani. Profesionalisme dalam dunia bisnis yang disampaikan Gita merupakan peluang kesuksesan. Ia juga menambahkan, strategi marketing paling cepat saat ini menggunakan media online, terutama media-media yang sering digunakan seperti Tiktok, dan Instagram.
Kemudian Dr Heri Wijayanto MM MKom dari Unmuh Ponorogo menyebutkan, kondisi saat ini memaksa milenial untuk beralih ke teknologi. Terhitung 95% menghabiskan pendapatannya, 5% sisanya digunakan untuk mendapatkan penghasilan (produktif) dari digital marketing dan selama 18 jam perhari milenial menghabiskan untuk menikmati layanan tontonan on demand, game dan menonton televisi.
Sedangkan kesiapan Indonesia menghadapi era society 5.0 yang disampaikan oleh Dr Paman MM dari Unmuh Pare-pare masih membutuhkan banyak kerja sama dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan masyarakat yang akan bertransformasi ke arah digital terhitung masih sedikit atau sekitar 16% dari seluruh Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. (*)
Penulis Asfik Alfain Editor Sugeng Purwanto