PWMU.CO – Kerja relawan itu jelas, harus jadi petarung. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi Dr H Mukhlis Lahuddin, Sabtu (19/2/2022).
Dia menyampaikannya saat memberikan sambutan pada kegiatan Sayahadah Kemanusiaan yang digelar oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Banyuwangi.
Kegiatan ini digelar di Taman Nasional Alas Purwo Blok Bedul, Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan ini didukung oleh MDMC PWM Jatim, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi dan Basarnas Banyuwangi.
Kegiatan yang digelar Sabtu-Ahad (19-20/2/2022) ini mengusung tema Latsar Mitigasi Bencana Pantai Selatan Dan SAR (Search and Rescue).
Menurut Mukhlis Lahuddin, Sayahadah Kemanusiaan yang diselenggarakan merupakan sarana belajar bagi relawan untuk menolong orang, harta dan memberikan bantuan logistik. Selain itu juga sebagai sarana edukasi dan menggembirakan setelah bencana.
Harus Dimiliki Relawan
Dia menjelaskan dalam kerja kemanusiaan ada tiga hal penting yang harus dimiliki oleh para relawan. Pertama relawan harus kuat untuk menolong orang lain. Apabila kondisi fisik dan mental kita lemah, bukan menolong malah yang ada kita yang akan ditolong. Jadi fisik dan mental kita harus sehat.
Kedua relawan harus ulet agar bisa bertahan. Kondisi di lokasi bencana mengharuskan kita menjadi pribadi yang survive dan harus mampu bertahan demi memberikan rasa aman, nyaman dan terlindungi bagi korban,” ujarnya.
“Ketiga relawan harus menjadi petarung agar tidak menjadi beban untuk orang lain. Para relawan tidak bisa bekerja sendiri karena kerja relawan adalah kerja tim. Namun ada kalanya di kondisi tertentu relawan harus bekerja sendiri dan mandiri. Apabila tidak didasari kemampuan yang bagus maka kinerja relawan akan amburadul. Karena kerja relawan itu jelas, bayarannya gak jelas,” ungkap Mukhlis yang disambut tawa peserta.
Potensi Bencana Tinggi
Sementara itu Ketua MDMC Banyuwangi Steering Commite Sumarno SPd menyampaikan kegiatan ini digelar mengingat Banyuwangi merupakan salah satu dari delapan kabupaten di Jatim yang memiliki potensi bencana cukup tinggi. Dan lima kecamatannya merupakan daerah dengan potensi tsunami yakni Purwoharjo, Pesanggaran, Siliragung, Tegaldlimo dan Muncar.
“Kegiatan diikuti oleh 132 peserta terdiri dari perwakilan ortom, amal usaha Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan terdiri dari pembina Hizbul Wathan dan UKS. Serta diikuti dokter dan perawat dari amal usaha kesehatan. Dari tiga AUM kesehatan yang dimiliki PDM Banyuwangi menyediakan 1 ambulance untuk stay dilokasi sebagai sarana antisipasi apabila terjadi hal yang urgent,” jelasnya.
Kegiatan latsar mitigasi bencana, lanjutnya, adalah tindak lanjut dari kegiatan lokakarya dan TTX penguatan kapasitas relawan Muhammadiyah pesisir selatan yang telah diselenggarakan di Aula Masjid KH Ahmad Dahlan pada 16 Oktober 2021.
“Dengan harapan seluruh relawan yang dimiliki oleh PDM Banyuwangi memiliki kemampuan dasar dalam menghadapi resiko dari bencana yang mungkin terjadi,” terangnya.
Materi Kebencanaan
Materi kebencanaan yang diterima oleh peserta terdiri dari
- One Muhammadiyah One Respon (OMOR) oleh Rosi Hendrawan dari MDMC PWM Jatim
- Potensi dan Ancaman Bencana di Banyuwangi oleh Kabid Kebencanaan BPBD Banyuwangi Yusuf Arif.
- Fiqih kebencanaan dan manajemen posko oleh anggota maharesigana UMM yang juga anggota MDMC PWM Jatim Ahmad Hendra Purwanto
- Water Rescue, Medical First Respon dan metode pertolongan di air oleh Tim Basarnas Banyuwangi. (*)
Penulis Yulia Febrianti. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.