Karakteristik Kurikulum Merdeka
Pada kesempatan tersebut Yogi menjelaskan, ada tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka yang mendukung pemulihan pembelajaran.
Pertama, pembelajaran berbasis projek dalam rangka pengembangan soft skils dan karakter.
“Pengembangan karakter dilakukan dengan memberi porsi khusus pengembangan karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila,” ujarnya.
Dia menjelaskan, proyek yang kita lakukan alokasinya cukup banyak. Bagaimana caranya? Dengan cara memotong alokasi waktu setiap mata pelajaran sebanyak 30 persen, rata-rata sekitar 1 jam pelajaran. Pemotongan waktu tadi diakumulasikan waktunya. Lalu projek dilakukan untuk mengembangkan karakter.
Kedua, fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
“Ketiga, fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal,” jelasnya.
Peserta Senang
Seminar yang diselenggarakan selama tiga setengah jam ini mendapat apresiasi yang baik dari peserta. Mereka menyimak dengan baik dan setia mengikuti acara selesai.
Salah satu peserta Kepala SMP Muhammadiyah 10 Surabaya Fatoni SPd mengatakan, materi yang disampaikan sangat membuka wawasan. “Karena materi ini termasuk baru, belum banyak guru yang mengerti. Paling tidak dengan mengikuti Seminar Pendidikan ini sedikit membuka wawasan,” ujarnya.
Begitupun Waka Kesiswaan MTsN 1 Sedati Ahmad Haris SPd MPdI. Dia menyampaikan, acara seminar ini sangat bermanfaat. “Saya merasa senang karena keingintahuan saya mengenai kebijakan terkini tentang Merdeka Belajar terjawab.
“Terima kasih SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, telah mengundang kami di acara yang cukup informatif ini,” ucapnya. Dia berharap semoga ke depan ada seminar lagi yang sesuai dengan kondisi terkini yang dibutuhkan oleh sekolah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni