PWMU.CO– Pemuda Muhammadiyah Jatim merasa terusik dengan statemen Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang sering membuat gaduh. Kasus terbaru soal adzan di masjid dan gonggongan anjing.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jatim Sobrun Jamil mengatakan, pihaknya sedang berusaha menghimpun masjid-masjid di Jawa Timur agar saling terhubung dan fasilitasnya bisa diketahui dan diakses masyarakat luas. Namun yang terjadi malah Kementerian Agama sibuk klarifikasi sana sini soal ucapan blunder menterinya.
”Kami sangat menyayangkan. Kami ingin masjid-masjid kita menjadi pusat aktivitas yang produktif,” ujar Sobrun, Jumat (25/2/2022).
Sobrun mengajak semua lapisan untuk mengakhiri polemik tentang spiker masjid. Niat pengaturan baik cuma banyak kritik dari cara berkomunikasinya. Jadi lebih baik Menteri Agama minta maaf saja secara terbuka.
”Sudah saatnya energi yang kita punya diarahkan kepada hal-hal yang lebih produktif. Gus Menteri sebaiknya minta maaf saja ke publik. Sebagai pejabat publik permintaan maaf itu sesuatu hal yang biasa dan lumrah. Akhiri pembelaan yang malah membuat gaduh. Apalagi ini bukan gaduh yang pertama,” ujar Sobrun.
Dia menjelaskan, Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur sejak tahun lalu sudah menyiapkan konsep digitalisasi masjid yang harapannya melalui proses itu dapat menghimpun informasi terkait dengan potensi masjid di Jatim.
Kemudian menyajikannya dalam bentuk informasi yang bisa diakses oleh masyarakat umum. Di antara bentuk informasi yang disampaikan mulai dari fasilitas masjid, sarana dan pra sarana pendukungnya. Kegiatan kepemudaan atau remaja masjid.
Terhitung sejak Juni 2021 lalu program penyusunan roadmap Dakwah Digital yang digagas oleh Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah bergulir. Salah satu agendanya yakni digitalisasi masjid yang dalam waktu dekat akan dilaunching.
”Kami menarget ada 3000-an masjid yang terintegrasi. Apa yang kita gagas ini pastinya menunjang program pemerintah untuk menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa melalui jalinan silaturrahim digital. Pastinya juga punya efek kemanfaatan bagi warga sekitar masjid apapun latar belakangnya,” ujar Sobrun. (*)
Penulis Radius Setiyawan Editor Sugeng Purwanto