PWMU.CO – Ribut soal Pengeras Suara, Puisi Ini Sindir Kita
Bisikan tanpa Bunyi
heran
suara dari mimbar yang terhormat itu
sama sekali tak kudengar
mungkin karena terlalu keras memekak
atau suara itu telah menjelma rutin yang merampas minat
atau karena aku kini benar-benar telah tuli
kukorek lubang telingaku jauh ke dalam
jangan-jangan ada batu yang membuntu,
harus aku cukil
tapi sampai tembus lubang telinga yang satu
aku tetap tak mampu mendengar
aku kesal
kupotong dua daun telingaku
aku tak lagi butuh telinga, gumanku
tapi aneh
tanpa telinga
aku mendengar berdesir-desir bisikan
jernih tanpa gema
lembut penuh wibawa
aku bertanya,
dari mana suara itu kudengar
lewat apa aku mendengar
itukah bisikan tanpa suara, tanpa aksara?
Puisi oleh Mohammad Nurfatoni