Empat Hal untuk Guru Muhammadiyah
Dalam sambutannya di raker perdana FGM, Isa yang saat ini sedang menyelesaikan program doktornya, juga menjelaskan ada empat hal yang harus dilakukan untuk menciptakan guru yang adaptif, unggul, tangguh, dan berdaya saing.
Pertama yaitu membangun kemandirian guru dan FGM. Kedua, membangun sharing finansial. Salah satu contoh sharing yang dapat dilakukan yaitu sharing guru yang berpotensi. Guru Muhammadiyah di suatu sekolah bisa dipinjam sekian waktu untuk meningkatkan kualitas sekolah Muhammadiyah yang lain.
“Seperti halnya transfer pemain sepak bola. Kenapa Ronaldo dapat dipinjam? Kenapa Messi dapat dipinjam? Nah Muhammadiyah seharusnya dapat melakukan hal serupa. Tentunya dalam rangka meningkatkan daya saing sekolah dan guru,” kata dia menanalogkan.
Ketiga, guru harus bersikap profesional. Maksud profesionalisme guru di sini difokuskan pada cara pembelajaran, media belajar yang diarahkan pada adaptif learning atau pembelajaran adaptif yang tidak terbatas ruang dan waktu. Juga berarti penguatan karakter guru Muhammadiyah.
Penguatan Karakter
Dia menerangkan, penguatan karakter di sini meliputi tiga hal. Pertama, dedikasi guru. Kalau perlu guru harus 24 jam bersikap profesional. Kedua, cara berkomunikasi dan berperilaku. Guru harus mencerminkan nilai-nilai agama Islam di dalam aktivitasnya. Sehingga tidak hanya guru al-Islam yang bicara agama namun semua guru harus bisa berbicara kehidupan beragama dan ahklak.
Ketiga, menguasai teknologi dan sosmed, karena dapat digunakan sebagai media apresiasi guru. Teknologi untuk membangun kemudahan dalam akses keilmuwan (proses belajar mengajar dengan teknologi). Sosial media untuk sharing perkembangan inovasi pembelajaran.
“Jadi jika ada guru yang mempunyai kelebihan dalam berbagai hal namun tidak banyak diketahui. Melalui sosmed ini harus ditampilkan karena mudah aksesnya. Dengan di-publish-nya guru yang berprestasi dapat memotivasi guru yang lain. Selain itu sosmed dapat dijadikan media bertukar informasi. Misalnya bagaimana cara membuat kuis atau bagaimana berkarya membuat media pembelajaran inovatif,” terangnya.
Poin keempat yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing yaitu dengan bersinergi dan mencerahkan. Maksudnya antarsekolah Muhammadiyah harus saling tegur sapa dan harus saling bersilaturahmi memberikan energi untuk semuanya dan mencerahkan sebagaimana visi Muhammadiyah dan FGM Jatim. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni