Bijak Bermedia Sosial
Belajar dari flexing dan upaya jalan pintas ilegal yang ditempuh, semestinya kita tak perlu kufur atas nikmat Allah SWT. Berbahagialah dengan segala kesederhanaan nikmat yang kita miliki. Termasuk, menerima segala potensi diri yang bisa terus kita kembangkan.
Tak perlu juga memaki dan menjerumuskan diri ke jurang ilegal hanya karena merasa tidak hidup semewah sultan atau crazy rich. Tak perlu berlelah-lelah insecure karena sebenarnya kamu hanya terjerat iming-iming potret kebahagiaan palsu.
Terkahir, jika memang nantinya flexing di media sosial muncul kembali, maka kita sendiri yang harus bijak membatasi konten yang kita akses di medsos. Sekaligus, bijaklah membagikan konten di sana. Kita tak tahu, seberapa jauh efek dari konten yang kita bagikan bagi orang lain.
Awal Flexing
Jika belum mengenal flexing, berikut proses panjang sejarah kemunculannya. Dua tahun terakhir, banyak bermunculan fenomena crazy rich atau sultan. Ini bermula dari booming-nya pernyataan artis ternama yang melabel diri ‘Sultan Andara’.
Andara adalah nama perumahan tempat tinggalnya. Bisa jadi ini salah satu strategi personal branding untuk mempertahankan kepopulerannya.
Sedangkan istilah ‘crazy rich’ booming di jagad maya seiring film Crazy Rich Asian naik daun di Indonesia. Munculnya sebuah akun Instagram semakin menggoreng istilah itu.
Mereka sengaja menampilkan jajaran anak muda kaya yang diketahui sering menampilkan barang supermewah. Seperti Lamborghini, Ferrari, Rolex, dan sebagainya.
Flexing dan Tren Sultan
Setelah semua itu sukses meramaikan pemandangan dunia Instagram, muncullah tren anak muda yang melabel dirinya sultan dari daerah tertentu. Kemudian memamerkan harta kekayaannya.
Yang bikin tepuk jidat, ada yang tega membakar uang dolar hanya untuk bikin konten. Lagi-lagi pamer sambil menantang netizen: adakah yang bisa menandingi kekayaannya.
Ternyata itu semua hanya flexing (aksi pamer di media sosial). Dilansir dari kompas.com, istilah flexingdigunakan untuk seseorang yang sering pamer kekayaan. Seperti saldo ATM, tumpukan uang, aksesoris puluhan juta, jet pribadi, dan sederet barang mewah lainnya. Istilah ini mencuat pada awal tahun 2020.
Media sosial membuat flexing semakin marak. Sebelumnya, pamer dianggap tabu dan tidak pantas. Tapi kini jadi tren para pengguna medsos yang kurang bijak membagikan konten ‘murah banget’ itu.
Baca sambungan di halaman 3: Anak Muda Terdampak