Mikraj
Prof Wahyu juga memaparkan aspek Mikraj dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Yaitu perjalanan menembus tujuh langit dengan ditemani Jibril AS.
Dia menemukan pemahaman tinjauan ulama lama maupun pendekatan ilmu modern terkait tujuh langit ini bervariasi. Ada yang memaknainya dalam konteks dangkal, seperti mengaitkan dengan lapisan stratosfer dan sejenisnya. Ada pula yang mengaitkan dengan hal kosmik.
Mantan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bandung itu menceritakan, di setiap lapisan langit, Muhammad SAW bertemu nabi terdahulu. Mereka saling berkirim salam.
Ketika di lapisan satu, Muhammad bertemu Nabi Adam AS. Pada lapisan kedua, bertemu dengan Nabi Yahya AS dan Isa AS. Di lapisan ketiga, bertemu Nabi Yusuf AS.
Adalah Nabi Idris AS yang Muhammad temui di lapisan keempat. Nabi Harun AS di lapisan langit kelima. Nabi Musa AS di lapisan langit keenam. Terakhir, Nabi Ibrahim AS di lapisan langit ketujuh.
Kemudian, sampailah Muhammad SAW ke hadirat Ilahi di Sidratul Muntaha. Di tempat termulia yang tidak pernah didatangi makhluk itu, Muhammad bertemu kekasihnya, Allah SWT. Di sanalah Muhammad mendapat perintah shalat langsung dari Allah.
Tawar-menawar Shalat
Ketika turun, Musa AS memberi nasihat terkait jumlah Shalat. Prof Wahyu menekankan ada peristiwa back and forth (bolak-balik) Rasulullah menawar atas dasar nasihat dari Musa AS. Beliau meminta keringanan jumlah rakaat dan waktu shalat.
Sehingga ditetapkanlah angka shalat lima waktu. Rasulullah SAW dengan kedermawanannya mengatakan sudah malu menawar lagi dan menyatakan Insyaallah akan menerima amanat itu.
Kemudian, ketika Muhammad kembali dari Masjidil Aqsa ke Makkah, Prof Wahyu mengungkap ada peristiwa-peristiwa yang menjadi bukti kebenaran peristiwa Isra Mikraj untuk masyarakat pada waktu itu. Sebab, kaum Quraisy meminta banyak bukti.
Buktinya, Rasulullah bisa mengingat dan menyebutkan apa yang dia lihat selama perjalanan di sana. Seperti karavan yang membawa rombongan dagang. Sampai ke detil warna unta dan ciri barang bawaan mereka.
Itulah penjelasan teknis perjalanan Isra Mikraj Rasulullah SAW. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni