Perbedaan Hidup dan Kehidupan Dikupas Kajian Online Ikwam SDMM, laporan Ayu Triria Puspita Devi, kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menyelenggarakan Forum Kajian Dakwah Islam (FKDI) yang digelar secara online Jumat (18/2/2022) pagi.
Acara ini mengundang seorang terapis muda Afif Hidayatullah SE SPd MAk CHt C.NNLP C.STMI. Dia mengambil tema ‘The Power of Syukur’.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhammadiyah Perumahan Pongangan Indah (PPI) Ir H Hon Jaelani, Kepala SDMM Ria Pusvita Sari MPd, Ketua Ikwam SDMM Yani Zulhah, perwakilan guru SDMM dan beberapa wali murid SDMM.
Kajian yang diselenggarakan oleh Ikwam SDMM tersebut diisi dengan pembukaan, pembacaan ayat suci al-Quran, sambutan oleh Kepala SDMM Ria Pusvita Sari dan Ana Sumade yang mewakili Ikwam, acara inti kajian online, sesi tanya-jawab, doa penutup, dan pembagian doorprize.
Afif Hidayatullah mengawali kajian dengan memberikan pertanyaan kepada hadirin mengenai hidup dan kehidupan. “Saya tanya dulu, pernah nggak kita itu merasa capek dengan hidup? Mengeluh ataupun kita merasa nggak enak semua. Ataupun kita merasa kurang terus? Pernah nggak. Ketik di kolom chat? kata Afif.
Beberapa saat dia kemudian berkata, “Jawabannya pernah semua ya. Pernah ternyata.”
Coach Afif, sapaan akrabnya, menuturkan bahwa ia membuka praktik terapi dari Rumah Hypnotherapy Pondok Permata Suci (PPS) Gresik. Namun, sebenarnya dia sudah sering membantu mengobati pasien sejak empat tahun yang yang lalu di rumah Ambeng-Ambeng sebelum pindah ke PPS Gresik.
Selain itu, ia juga memiliki karya berupa dua buku yang dapat dibaca oleh pasien yang sakit psikis di antaranya yang berjudul Guru Sugestif dan Orangtua Sugestif.
Ukuran Kebahagiaan
Afif melanjutkan ceramahnya dengan menanyakan arti bahagia. “Saya ingin mengupas dulu bagaimana ukuran kebahagiaan itu? Ada tidak ya orang yang rumahnya banyak, uangnya banyak, tanahnya banyak, tapi dia tidak bahagia? Silakan ketik di kolom chat. Para peserta bilang banyak, kemudian bilang ada. Hampir semuanya mengatakan ada,” terangnya.
Maka dari itu sambungnya, orang yang tahu cara bersyukur adalah orang yang bisa menikmati keindahan dan arti dari kebahagiaan hidup.
Ia mengatakan, “Kaya itu penting tapi bersyukur itu jauh lebih kaya. Sukses itu penting tapi bersukur itu jauh lebih sukses”. Oleh sebab itu, menurut coach Afif, ketika kita tahu cara bersyukur, maka semuanya bisa menjadi sumber pahala.
“Ketika kita tahu ayat ‘fabiayyi aalaai rabbikuma tukaddziban’; ketika kita mempunyai mental kuat, yakni ketika ada masalah lalu di dalam hati kita mengatakan ‘fainna ma’al usri yusra inna ma’al usri yusra’; ketika kita berdakwah; ketika mengajar; langsung yang ada di dalam pikiran kita ‘wa ma khalaqtul jinna wal insa illa liya’ budun’. Akhirnya semua nikmat yang kita syukuri dapat menjadi sumber pahala,” urainya.
Menurut trainer muda itu, orangtua yang hebat adalah ayah bunda yang mampu menjadikan anak-anaknya sebagai sumber pahala. Oleh sebab itu, jika di rumah ada anak yang sikapnya kurang baik, maka orangtuanya tetap tidak pernah menyerah memberikan nasihat-nasihat karena mereka yakin Allah tidak pernah melihat hasil nasihatnya tapi Allah melihat proses nasihatnya.
“Pernah tidak kita mengeluh, ngersulo terhadap putra-putri kita atau pasangan hidup kita? Pernah? Misal anak itu sulit dinasihati, misal dalam hal kurang dekat dengan pasangan, ditinggal suami nggak pulang-pulang, atau anak bandel, dan sebagainya. Bagaimana dengan para peserta?” tanyanya.
Kemudian beberapa peserta menjawab dan mengatakan anak mereka kadang tidak mau menurut, susah dinasihati, atau kebiasaan anak susah diajak belajar.
Afif percaya ketika para orangtua mensyukuri nikmat anak dan mampu menjadikan anak sebagai sumber pahala maka rumah mereka akhirnya menjadi kehidupan.
Baca sambungan di halaman 2: Beda Hidup dan Kehidupan?