PWMU.CO – Tertolong petunjuk ini, tiga kontributor asal Nganjuk yang mengikuti Roadshow Milad ke-6 PWMU.CO di Umpo akhirnya bisa sarapan pagi.
Ahad (27/2/22) pukul 05.00 rombongan bertiga yaitu Bayu Sugeng Widodo, Panggih Riyadi, dan Imam Fanani berangkat dari Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) II Kabupaten Nganjuk. Tiba di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) pukul 06.50, saat Pengajian Ahad Pagi Al-Manar masih berlangsung.
Akhirnya, diarahkan petugas keamanan untuk menunggu sebentar dan ditunjukkan tempat parkir di sebelah timur. Setelah putar balik, acara ternyata telah usai. Maka oleh petugas langsung diarahkan untuk memasukkan kendaraan ke dalam, untuk parkir di sekitar Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Ump), yang dekat lokasi acara.
Waktu menunjukkan pukul 07.00, masih ada waktu sejam ke depan. “Cari sarapan dulu, yuk,” ujar Bayu Sugeng Widodo, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Nganjuk. Maka, bertiga berjalan bersama mencari asa melalui peta buta, tidak tahu ke arah mana menuju. Setelah kira-kira 15 menit berlalu, mulai putus asa, warung belum ada yang buka, depot, dan kedai tak dijumpa.
Tertolong Petunjuk
Imam Fanani pun memutuskan kembali ke parkiran untuk ambil mobil. Sambil berjalan, dia terlihat sibuk memeriksa handphone-nya untuk membuka WhatsApp (WA). Ternyata, dia konsultasi kepada teman-temannya yang ada di Ponorogo, untuk menanyakan letak kedai, depot, atau warung yang sudah buka pada Ahad pagi itu. Belum tampak wajah sumringah, selain menahan perut yang mulai membunyikan alarm, juga karena pertanyaannya belum ada yang terjawab di WA.
Sambil mengendarai mobil, dia pun teringat sesuatu, bersegera dia menelepon konsultan, sebutannya pada kawan lamanya. Tujuannya agar tak salah jalan. Tak disangka HP berbunyi, sang konsultan yang diharapkan ada di ujung sana. Yakni sohib lamanya, Timur Aji Hantoro, namanya muncul di layar, berkenan menjadi GPS untuk menemukan apa yang dicari.
Melalui sambungan seluler, Timur yang berdomisili di Ponorogo itu menunjukkan dan menjelaskan rute menuju kedai langganannya. “Dari Umpo ke arah barat, lalu belok ke kanan. Kemudian ada gang ketiga belok kiri lalu masuk gang buntu,” ujar Timur.
Dia lalu mengatakan, bahwa di situ ada warung langganannya. “Kalau masih pagi ya mungkin cuma nasi pecel,” jelasnya. “Orang Nganjuk kalau pagi ya pecel, apa lagi…?” jawab Imam sambil tertawa.
Bagitu masuk ke gang buntu, tiga pasang mata mulai berburu dimana letak warung yang dimaksud oleh Timur tadi. Namun, yang terlihat adalah kos-kosan, masjid, dan deretan rumah penduduk. “Dimana warungnya..?” gumam Bayu dengan nada kecut.
Sejurus kemudian, pandangan Panggih mendarat pada tulisan di kaca sebuah rumah di sisi kiri. Serta merta, anggota Majelis Dikdasmen Kabupaten Nganjuk dan Anggota Tim Penulis Sejarah Muhammadiyah Nganjuk ini menginterupsi. “Lha itu Warung Sederhana,” celetuknya.
Roadshow Berkesan
Akhirnya, ibarat lagu dari Almarhum Didi Kempot “Plooong..”, begitulah kira-kira rasa hati anggota rombongan dari Nganjuk ini. Imam lalu memarkir mobil di depan warung. Bertiga kemudian masuk dan duduk. Nasi pecel dipesan dengan berbagai variasinya. Tak sampai menunggu lama, wedhang jeruk dan kopi pesanan Bayu datang. “Alhamdulillaah, nikmat,” kata dia.
Perburuan sarapan pagi pun selesai. “Leganya rasa hati, nasi pecel dinikmati, wedang menghangati, dan perut telah terisi. Hanya dengan Rp 30 ribu, dapat sarapan berkah. Enak sumpah,” ujar Bayu.
Roadshow Milad Ke-6 PWMU.CO di UMPO pada Ahad (27/2/22) sungguh sangat berkesan bagi rombongan asal Nganjuk. (*)
Penulis Imam Fanani. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.