PWMU.CO – Ratusan kader Muhammadiyah begitu antusias mengikuti Pelatihan Merawat Jenazah yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo, Ahad (15/1). Pelatihan yang dimulai tepat pukul 08.00, di Aula PDM setempat tersebut, tidak hanya diisi teori saja. Tetapi, para peserta juga diajak langsung praktek merawat jenazah di tempat terpisah. Yakni, di Masjid Siti Aisyah.
”Kita berencana untuk membentuk tim perawatan jenazah di 5 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Kota Probolinggo. Maka untuk mewujudkan itu, PDM Kota Probolinggo mengundang Ketua Majelis Tarjih dan Fatwa PWM Jatim Dr Ahmad Zuhdi MFil.I untuk memberikan materi pelatihan,” kata Ketua PDM Kota Probolinggo Masfuk.
Ia memnambahkan, pelatihan jenazah ini diharapkan mampu menjadi awal untuk membentuk Tim Perawatan Jenazah. “Dengan adanya tim ini,maka ketika ada warga Muhammadiyah yang meninggal kita tidak akan susah untuk melakukan kewajiban itu,” tegasnya.
Di kesempatan itu Zuhdi mengatakan, Pelatihan Merawat Jenazah ini penting bagi kader-kader Muhammadiyah. ”Seharusnya bukan hanya tim yang paham cara merawat jenazah, nantinya semua kader juga wajib memahami tata caranya. Sehingga kalau ada keluarga yang meninggal, akan lebih puas salah seorang dari keluarga itu sendiri yang merawatnya,” terangnya.
Zuhdi lantas menyampaikan 4 materi pokok merawat jenazah. Di antaranya, tata cara memandikan jenazah, mengkafani jenazah dan menshalati jenazah, hingga memakamkan jenazah. Selama 3 jam lebih, Zuhdi mengupas habis aturan dalam perawatan jenazah yang merujuk pada Himpunan Putusan Tarjih (HPT) PP Muhammadiyah. Salah satunya terkait mengangkat tangan di setiap takbir dalam sholat jenazah.
”Kalau putusan yang lama, di setiap takbir mengangkat tangan. Tapi yang terbaru, hanya saat takbir pertama saja,” katanya. Perubahan itu menurutnya terbuka dalam setiap ibadah. “Dan tidak salah jika ada yang mengangkat tangan dalam setiap kali takbir,” imbuhnya. (radfan/aan)