PWMU.CO– Wisata kebun jeruk, Nasyiah Wringinanom Gresik sewa odong-odong bersama keluarga. Mereka mengadakan acara healing di Kebun Jeruk dan Wisata Desa (WD) Dlanggu Mojokerto, Ahad (27/2/22).
Bertema Healing Nasyiah anggota Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Wringinanom ini mengenakan dresscode warna mustard. Lokasi Wisata Desa di Jalan Sudirman No 2, Jlaget, Randugenengan, Dlanggu.
Sebanyak tiga kendaraan odong-odong berisi 75 anggota Nasyiah termasuk anak-anak berangkat mulai pukul 07.00 menuju dua tempat wisata jeruk dan wisata desa.
Menapaki jalan desa, odong-odong melaju dengan kecepatan minimum. Angin semilir menerpa membuat kantuk peserta healing yang duduk di bangku berisi empat penumpang, berdampingan dengan anaknya.
Indah Yudafiul Hidayati yang hamil tujuh membawa dua anaknya tidak merasa lelah ikut acara ini. Dia bersama kakak iparnya Mesti Kristia Farah tak ketinggalan dua anaknya juga diajak. Indah yang Ketua Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Sumengko juga mengajak ibunya, Tumini.
Begitu juga dengan Faizatul Masruqah dari PRNA Wringinanom mengungkapkan perasaannya pertama kali naik odong-odong.
“Saya kira naik odong-odong itu tidak nyaman, ternyata, anak-anak senang, isis semilir, beda dengan naik mobil meski ber-AC tapi bikin saya mabuk darat,” tuturnya.
Ibu yang sedang hamil dua bulan ini juga membawa dua anak, Nazihah Zahira Azzahra dan Muhammad Syakeil Furqon Muttaqi duduk di bangku belakang bersama suami. Suami diminta diminta ikut sekalian bertugas pengamanan kegiatan. Muhammad Roni, suaminya, anggota Komando Kesiapsiagaan Pemuda Muhammadiyah (Kokam) Wringinanom.
“Seperti rekreasi keluarga, semuanya ikut healing. Juga bisa ngobrol bareng teman Nasyiah, karena jika pertemuan rutin waktu ngobrol terbatas dan selesai acara langsung pulang,” tandasnya.
Memetik Jeruk
Setelah sampai wisata kebun jeruk, peserta ibu dan anak-anak antre depan pintu masuk. Petugas menghitung satu persatu peserta yang masuk masuk kebun. Tanah hitam yang becek dan lengket jika ditapaki karena semalam hujan tak menyurutkan semangat untuk memetik jeruk yang buahnya bertaburan di seluruh ranting pohon.
Indah Istiowati Nur SPdI yang membawa dua anaknya merasa senang bisa ikut healing. “Seru banget, Lubab seneng naik odong-odong, petik jeruk sendiri, ke kebun sendiri. Itu pengalaman baru bagi anak saya. Biasanya kalau mau jeruk pergi ke pasar. Bukan ke kebun seperti ini. Jadi dia antusias banget petik jeruk,” jelasnya.
Iis, panggilannya, menceritakan, anaknya memetik jeruk tanpa memilih mana yang manis dan mana yang masam. “Buah jeruk begitu melimpah, sampai dapat tiga kantong plastik,” ujarnya.
Lazuardy Ahmad al-Lubab bersama kakaknya Yasmin Elsa Habibah Ahmad bergembira memetik jeruk yang batangnya setinggi tiga meter, tetapi cabang dan ranting menjuntai ke bawah sehingga buahnya bisa dijangkau anak berumur empat tahun ini.
“Bu, ini jeruknya siapa, kenapa kok banyak sekali, siapa yang menanam,” tanya Lubab kepada ibunya. Lubab kalau ke kebun kakeknya hanya menemukan jagung dan padi. Kakeknya tidak pernah menanam jeruk sehingga ini jadi pengalaman baru.
Hampir satu setengah jam berada di dalam kebun, tak ingin bergegas keluar. Minarti bersama putranya, Mirza Abid Syaputra, malah menghamparkan tikar di tengah kebun sambil makan camilan menikmati suasana.
Keluar dari kebun, sepatu kets yang ia kenakan penuh tanah hitam sampai meresap ke dalam kaos kaki. Peserta lain pun demikian. Sepatunya berlepotan lumpur.
Mereka lantas menuju kanal air di depan kebun yang airnya mengalir untuk membersihkan sepatu. Sambil berpijak batu besar dia bersihkan sepatunya sandal putranya seperti peserta lainnya.
Jeruk yang sudah dipetik ditimbang oleh penjaga kebun. Satu kilo Rp 10 ribu. Rata-rata membawa dua kantung plastik yang beratnya sekitar enam kilogram.
Wisata Desa
Tujuan kedua ke Wisata Desa. Lokasinya tak jauh dari kebun jeruk. Masih satu desa. Di sini ada kolam renang, gazebo, arena bermain, edukasi pohon kakao dan galeri coklat.
Tanpa aba-aba, anak-anak bergegas melepas pakaian berganti baju renang. Setelah itu langsung mencebur ke kolam renang. Airnya segar dan jernih. Tanpa bau tawas atau kaporit. Anak-anak betah berlama-lama di tempat ini. Pelampung ban warna hitam yang mereka sewa dijajar rapi. Lalu bermain saling berpegang tangan berenang berputar-putar.
Rika Rahmawati, ketua kegiatan, mengucapkan terima kasih kepada anggota. Berkat kerja sama dengan semuanya, sehingga acara berjalan lancar.
Kemeriahan acara membuat Dita Alfani Rusyilawati, anggota Nasyiah yang tidak bisa ikut. Dia memberikan komentar di WhatsApp Group (WAG): event tersebut diharapkan semakin menambah gairah jihad berbagai ilmu yang telah dijadwalkan dengan baik oleh panitia Nasyiah. (*)
Penulis Kusmiani Editor Sugeng Purwanto