PWMU.CO – Apa pentingnya mempelajari public speaking? Itulah salah satu pertanyaan yang muncul dari peserta ‘Pelatihan Public Speaking’ yang diadakan oleh Komunitas Dai Berkemajuan bersama Gerakan Pelajar tanpa Pacaran di SMA Muhammadiyah 1 Kapasan, Surabaya, Sabtu (14/1).
Menjawab pertanyaan itu, Wahyudi SMT, seorang motivator dan trainer yang mengisi acar tersebut mengatakan, meski kelihatan sepele, tapi berlatih berbicara di depan publik itu sangat penting. “Akan sangat fatal akibatnya bila tidak terbiasa dilatih. Memang, manfaat yang didapat setelah belajar public speaking tidak bisa dirasakan secara langsung. Tetapi setelah melalui proses panjang akan terasa, saat Anda semuanya telah terjun ke masyarakat,” ungkap Wahyudi.
(Baca: Bikin Acara 1 Jam Saja Ada Proposalnya, Masak untuk Kehidupan Akhirat yang Abadi Tidak Ada?)
Kunci keberhasilan dari public speaking, kata dia, adalah dengan kepercayaan diri, mampu menghargai diri sendiri, dan membangun kredibilitas. “Membangun kredibilitas adalah mampu membuat orang lain terpesona atau tertarik untuk mendengarkan,” jelas Wahyudi. “Sehingga penyampaian materi dapat berjalan lancar, tidak ada pendengar yang merasa bosan, dan forum nampak lebih hidup.”
Seluruh anggota Komunitas Dai Berkemajuan dan Gerakan Pelajar Tanpa Pacaran sangat antusias mendengarkan materi yang disampaikan Wahyudi. Saat sesi tanya jawab berlangsung, seluruh anggota yang hadir menyampaikan kendala-kendala yang dialami saat berbicara di depan umum.
(Baca juga: Bersama MUI-Disdik, IPM Deklarasikan Gerakan Pelajar tanpa Pacaran)
Kebanyakan mereka mengatakan sering nervous bila di depan orang yang dikenal, takut bila lupa tentang materi yang hendak disampaikan, tidak bisa mengolah kata dengan baik, forum membosankan, dan gerakan tubuh yang kaku alias tidak luwes.
Semua kendala tersebut dibahas oleh Wahyudi dengan detail dan diberikan tips untuk mengatasinya. “Bila lupa tentang materi, bisa diantisipasi dengan membuat inti catatan materi dan menyimpannya di tempat yang Anda mudah menemukannya. Bila merasa nervous atau grogi, sebelum tampil Anda dapat merilekskan diri dengan menekan titik meridian dan mengatur nafas hingga rileks,” jelas Wahyudi.
(Baca juga: Orasi Bertema ‘Keluarkan Aku dari Aku’, Siswi Muhammadiyah Surabaya Ini Juarai Lomba Dai Pelajar Se-Jatim)
Siti Fatimah, salah satu anggota Komunitas Dai Berkemajuan sangat senang bisa ikut pelatihan ini. “Bagus banget. Ini sangat bermanfaat sekali bagi kita yang kurang terlatih untuk berbicara di depan umum. Akhirnya kita bisa tahu dan lebih bisa mengerti untuk mengatasi kendala-kendala saat menjadi pembicara,” komentarnya.
Pada sesi akhir, beberapa peserta diminta secara acak untuk langsung mempraktikkan public speaking, “Masih agak grogi sebenarnya, tapi seneng juga karena setelah tampil langsung dikomentarin dan diberi masukkan sama ahlinya. Jadi bisa tahu mana kekurangannya dan bisa dilatih lebih baik lagi ke depannya.” Kata Shelsa Aurelia, anggota Komunitas Dai Berkemajuan, yang mendapat kesempatan tampil.
Pelatihan public speaking diadakan untuk persiapan sosialisasi Komunitas Dai Berkemajuan dan Gerakan Pelajar Tanpa Pacaran ke sekolah-sekolah negeri maupun swasta di Surabaya. Selain itu, agar skill berbicara para anggota komunitas itu semakin terlatih dengan baik untuk bisa menyampaikan dakwah kepada sesama pelajar dan masyarakat luas. (Ferry Yudi As)