Konjen Australia Kunjungi PWM Jatim, Ini Harapannnya pada Muhammadiyah, laporan kontributor PWMU.CO Aan Hariyanto.
PWMU.CO – Konsulat Jenderal (Konjen) di Surabaya yang baru, Fiona Hoggart, sowan ke Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Jalan Kertomenanggal VI/1 Surabaya, Jumat (4/3/2022).
Fiona datang didampingi oleh Ashton Papazahariakis, Sekretaris 2 Bidang Politik Kedutaan Australia dan Regina Halim, Asisten Eksekutif dan Diplomasi Konjen Australia di Surabaya.
Kehadiran Fiona bersama staf disambut hangat oleh Ketua PWM Jatim Dr M. Saad Ibrahim beserta Sekretaris Ir Tamhid Masyhudi, dan Wakil Ketua Nur Cholis Huda serta Prof Biyanto. Suasana pertemuan kedua belah pihak berlangsung gayeng. Dialog interaktif pun terjadi.
“Terimakasih atas kunjungannya. Ini kantor kami, tempat kami memenejemen, mengelolah dan mengatur segala agenda Persyarikatan Muhammadiyah di Jatim,” ujar Saad mengawali pembicaraan.
Mantan Dosen UIN Maliki Malang itu lalu menerangkan kiprah Persyarikatan Muhammadiyah yang tidak hanya ada di Indonesia saja. Tapi gerakan Muhammadiyah telah merambah ke mancanegara. Salah satunya Muhammadiyah telah mendirikan Australia Colage.
“Terimakasih kita diberi izin. Kami berharap suatu hari nanti Colage itu berubah menjadi universitas. Kita, Muhammadiyah juga telah memiliki UMAM. Muhammadiyah juga telah resmi diakui di Amerika Serikat,” ungkapnya.
Saad melanjutkan, struktur organisasi Muhammadiyah telah ada mulai dari pusat, wilayah (provinsi), daerah (kabupaten/kota) hingga tingkat ranting (desa/dusun). Muhammadiyah juga memiliki gerakan perempuan Islam bernama Aisyiyah. Selain itu Muhammadiyah juga didukung dengan Majelis dan Lembaga Muhammadiyah.
“Muhammadiyah Jatim memiliki 1012 sekolah dari SD hingga SMA sederajat, punya 2000 TK dan Paud. Muhammadiyah juga punya 79 pondok pesantren, 15 perguruan tinggi, 8 universitas Muhammadiyah dan 80 RSMA,” paparnya.
Saad menegaskan, gerakan Muhammadiyah bukan hanya ditujukan untuk warga Muhammadiyah semata. Tapi Muhammadiyah juga berkhidmat kepada warga lainnya. Bahkan, untuk umat berbeda agama sekalipun.
“Muhammadiyah itu ber-khidmat untuk umat, bangsa dan kemanusiaan. Inilah relasi yang sesuai menurut agama Islam,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, agama Islam sangat mengajarkan kedamaian. Tapi ketika diserang, maka umat Islam akan melawan sesuai kadarnya. Tidak membalas denganbmembabi buta. “Kalau ada perang, kita (umat Islam) cenderung bersifat defensif. Bukan ofensif. Kita mengedepankan segi kemanusiaan. Dengan itu dunia akan lebih kondusif,” ungkapnya.
Saad berharap, kehadiran Konjen Australia di Surabaya ini membuat hubungan Muhammadiyah dengan Australia lebih dinamis lagi. “Kita ini kan ingin menyamakan pemahaman. Semakin kita berbuat untuk kemanusiaan, maka akan membuat dunia ini akan semakin damai. Kemanusiaan ini adalah sebagai pesan dari semua Agama,” tuturnya.
Baru Sepekan Tiba
Sementara, Fiona menerangkan, dirinya baru saja tiba di Kota Surabaya. Yakni, sekitar satu pekan lalu. “Saya sampaikan terima kasih atas sambutannya,” katanya dalam bahasa Indonesia.
Fiona mengatakan, dirinya mengetahui bahwa negara Indonesia sangatlah majemuk. Baik itu agamanya, bahasanya, maupun budayanya. Pun demikian dengan Australia yang mana 25 persen penduduk Australia berasal dari luar Australia.
“Jadi harapan saya sebagai Konjen Australia di Surabaya yang baru. Kami ingin membangun sinergi dengan PWM Jatim. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik,” pintanya.
Fiona pun berkeinginan untuk bisa bertemu dengan Aisyiyah dan mengenal lebih dekat dengan Muhammadiyah. “Kalau ada kesempatan, saya ingin bisa bertemu dengan Ibu-ibu Aisyiyah. Saya juga bisa berkunjung ke universitas Muhammadiyah di Jatim. Ini sebagai awal pertemuan kita,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni